Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2015, 10:00 WIB
EditorErvan Hardoko
WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Sejumlah foto satelit yang diambil sejak Januari lalu menunjukkan sebuah reaktor nuklir Korea Utara yang bisa memproduksi materi bom atom kembali beroperasi. Demikian sejumlah pakar AS mengatakan, Rabu (29/4/2015).

Menurut laporan David Albright dan Serena Kelleher-Vergantini dari Institut Sains dan Keamanan Internasional (ISIS) yang berbasis di Washington, foto-foto itu juga menunjukkan reaktor yang terletak di kompleks nuklir Yongbyon sudah beroperasi dan Korea Utara tampaknya tengah melakukan renovasi reaktor itu.

Lembaga think tank ini tahun lalu mengatakan, foto-foto satelit yang diambil akhir Agustus hingga September mengindikasikan reaktor nuklir Yongbyon kemungkinan besar telah seluruhnya atau sebagian telah ditutup.

Analisis terbaru ISIS ini muncul pada saat kekhawatiran terkait kemampuan Korea Utara memproduksi peluru kendali dan bom nuklir semakin meningkat.

Para pakar mendasari asumsi mereka ini dari pengamatan terhadap pola lelehan salju di reaktor dan bangunan turbin di Yongbyon. Pola lelehan itu mengindikasikan bahwa terdapat suhu tinggi di dalam bangunan tersebut.

Para pakar juga menunjukkan tanda-tanda air panas yang sedang dikeluarkan dari reaktor di tempat itu.

Korea Utara memiliki fasilitas pengayaan uranium di Yongbyon dan reaktor nuklir di tempat itu pernah digunakan untuk memproduksi plutonium. Kedua materi itu bisa digunakan untuk memproduksi bom atom.

Pada Februari lalu, David Albright menjadi salah satu pakar di Institut AS-Korea yang menyampaikan tiga skenario kemampuan nuklir Korea Utara. Dia memprediksi persediaan senjata nuklir negeri itu bisa terus meningkat hingga 100 buah dalam waktu lima tahun.

Pekan lalu, harian The Wall Street Journal melaporkan bahwa para pakar nuklir China memperingatkan Korea Utara kemungkinan sudah memiliki 20 hulu ledak nuklir dan kemampuannya untuk memproduksi senjata nuklir akan berlipat ganda tahun depan.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com