"Informasi awal yang diterima dari Sana'a, serangan tersebut ditujukan kepada depo amunisi yang berada di kawasan tersebut," demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri RI pada Senin sore ini.
Kemenlu menyatakan, setelah ledakan terjadi, jalan di sekitar KBRI rusak parah. Ledakan itu juga menelan banyak korban jiwa sipil setempat yang tengah berada di sekitar kawasan tersebut.
Sementara itu, kerusakan parah juga terjadi di Gedung KBRI serta semua kendaraan milik kedutaan. Dua staf diplomat Indonesia dan satu WNI mengalami luka ringan dan telah mendapatkan pertolongan. Mereka bersama dengan WNI lainnya langsung dievakuasi ke Wisma Duta Besar RI di Sana'a.
"Pemerintah Indonesia menegaskan, pengeboman ini merupakan bukti bahwa penyelesaian masalah melalui kekerasan hanya mengakibatkan korban warga yang tidak bersalah. Indonesia menekankan kembali bahwa penyelesaian secara damai melalui diplomasi dan perundangan merupakan jalan terbaik," demikian disampaikan Kemenlu.
Yaman kini dilanda konflik bersenjata hebat setelah Arab Saudi dan negara-negara Teluk sekutunya melancarkan operasi militer untuk menahan laju pemberontak Syiah Houthi.
Operasi militer yang melibatkan serangan udara itu mulai digelar pada 26 Maret lalu, hanya dua hari setelah Pemerintah Yaman memohon Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) melakukan intervensi militer ke negeri itu.
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari ibu kota Sana'a dan ke kota Aden.
Sepak terjang pemberontak Houthi telah membuat Arab Saudi menduga bahwa aksi mereka disokong Pemerintah Iran, yang beraliran Syiah. Namun, baik kelompok Houthi maupun Iran menepis tudingan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.