Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hillary Clinton Deklarasikan Diri sebagai Calon Presiden AS

Kompas.com - 13/04/2015, 02:55 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendeklarasikan diri sebagai calon presiden, Minggu (12/4/2015) siang waktu setempat. Hillary pertama kali mengumumkan maju sebagai capres melalui ketua kampanyenya, John Podesta, yang mengirim e-mail ke donor dan pendukung.

“Saya ingin memastikan kalian mendengarnya pertama dari kami. 'Ini resmi, Hillary mencalonkan diri sebagai presiden'," demikian isi e-mail yang ditulis Podesta, dikutip dari CNBC, Senin (13/4/2015).

Istri dari Presiden ke-42 Amerika Serikat Bill Clinton ini pun mengumumkannya secara resmi via akun Twitter. Dalam tweet-nya, Hillary mengaku maju untuk menjadi pemenang karena seorang pemenang merupakan hal yang dibutuhkan masyarakat AS.

"I'm running for president. Everyday Americans need a champion, and I want to be that champion. –H https://www.hillaryclinton.com," demikian tweet di akun @HillaryClinton.

Pencalonan Hillary mengakhiri spekulasi panjang mengenai rencana pencalonan politisi Partai Demokrat tersebut sebagai presiden. Sebelumnya, Hillary membantah berkali-kali mengenai rencananya bertarung di bursa capres.

AFP PHOTO / Saul LOEB Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton

Sebagai langkah awal, Hillary akan terbang dari kediamannya di New York menuju ke negara bagian Iowa untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat. Iowa merupakan negara bagian pertama yang akan menyelenggarakan pemilihan pendahuluan (kaukus) Partai Demokrat pada bulan Januari 2016.

Setelah itu Hillary akan melanjutkan tur ke New Hampshire, South Carolina, dan Florida, negara-negara bagian yang akan menyelenggarakan pemilihan pendahuluan setelah Iowa. Pencapresan ini akan menjadi yang kedua kalinya bagi politisi yang berpotensi menjadi presiden perempuan pertama Amerika Serikat.

Sebelumnya, pada tahun 2008, ambisi Hillary menempati Gedung Putih kandas di tangan senator muda asal Illinois, Barack Obama, yang kemudian berhasil memenangi nominasi capres Partai Demokrat dan menjabat sebagai presiden. Berbeda dengan tujuh tahun lalu, sosok Hillary yang saat ini berusia 68 tahun diprediksi tidak akan menghadapi pesaing setangguh Obama untuk memenangi nominasi capres Partai Demokrat.

Hasil rata-rata survei menempatkan Hillary unggul sekitar 40-50 poin dari calon-calon pesaingnya, seperti Senator Vermont Bernie Sanders, mantan Senator Virginia Jim Webb, dan mantan Gubernur Maryland Martin O'Malley. Dua politisi yang berpotensi memberikan perlawanan terhadap Hillary, yaitu Wakil Presiden Joe Biden dan Senator Massachusetts Elizabeth Warren, hingga saat ini masih memilih tidak meramaikan bursa calon presiden.

Survei-survei juga menempatkan Hillary secara konsisten unggul 5-10 poin dari calon kompetitor Partai Republik, seperti mantan Gubernur Florida Jeb Bush, Senator Kentucky Rand Paul, Senator Texas Ted Cruz, Gubernur Wisconsin Scott Walker, Senator Florida Marco Rubio, Gubernur New Jersey Chris Christie, mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee, serta penulis dan pakar bedah otak Dr Ben Carson.

Walaupun begitu, perempuan yang pernah menjadi senator mewakili negara bagian New York ini tidak lepas dari sejumlah kontroversi yang berpotensi membayang-bayangi kampanye kepresidenannya. Skandal penggunaan e-mail pribadi ketika menjabat sebagai Menteri Luar Negeri bulan lalu berpotensi menjadi "senjata" yang menyerangnya.

Tidak ketinggalan juga kasus penyerangan Benghazi yang menewaskan empat warga negara AS, termasuk Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens pada tahun 2012 silam. Sebagai Menlu, Hillary saat itu memang dianggap bertanggung jawab terhadap terjadinya serangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com