Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Yaman Pindah ke Oman

Kompas.com - 07/04/2015, 15:00 WIB
SALALAH, KOMPAS — Setelah terbang dari Jizan, Arab Saudi, pesawat Boeing 737-400 TNI Angkatan Udara, Senin (6/4) pukul 14.30 waktu setempat, mendarat di Bandara Salalah, Oman. Pesawat ini membawa 82 penumpang, antara lain WNI yang telah dievakuasi dari Yaman ke Jizan dan staf Kedutaan Besar RI di Sana'a, Yaman.

Wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, melaporkan, Duta Besar RI untuk Yaman Wajid Fauzi juga termasuk di antara para penumpang. Selanjutnya, Dubes RI untuk Yaman beserta staf KBRI Sana'a akan berkantor sementara di Salalah. Mereka memantau perkembangan WNI di Yaman dari kota itu.

Penerbangan kemarin merupakan penerbangan tahap ketiga atau terakhir dari Jizan menuju Oman. Sebelumnya, pesawat TNI AU itu membawa masing-masing 110 WNI pada Sabtu dan 110 WNI pada Minggu dari Jizan ke kota Muskat, Oman. Dari Muskat, para WNI diterbangkan ke Indonesia dengan penerbangan komersial.

Jarak antara Salalah dan perbatasan Oman-Yaman sekitar 150 kilometer. Perbatasan tersebut memiliki dua pintu gerbang, yaitu gerbang Sarfait (sekitar 150 kilometer dari Salalah) dan gerbang Al Mazyunah (sekitar 250 kilometer dari Salalah).

Kini, KBRI Sana'a yang berkantor sementara di Salalah fokus mengikuti perkembangan kerja tim evakuasi WNI yang berada di kota Tarim, Yaman timur. Ada sekitar 1.300 pelajar dan mahasiswa Indonesia di kota itu.

Tarim dan wilayah Yaman timur merupakan konsentrasi keberadaan WNI di Yaman. Para WNI yang akan dievakuasi dari wilayah Yaman timur itu, menurut rencana, ditampung sementara di Salalah. Setelah itu, mereka akan dipulangkan ke Tanah Air dengan penerbangan komersial.

WNI yang dievakuasi dari kota Tarim dan kota lain di Yaman timur akan mulai berdatangan ke Salalah, Selasa ini. Mereka masuk ke Yaman melalui gerbang Sarfait dan Al Mazyunah. Ada 10 flat yang disiapkan di Salalah untuk menampung mereka.

Tim evakuasi juga telah menyiapkan bahan kebutuhan berupa telur, air mineral, beras, mi instan, teh, gula, garam, dan minyak di setiap flat itu. Ada pula 150 nasi bungkus yang disiapkan untuk dapat langsung disantap WNI yang baru tiba di Salalah, hari ini. Obat-obatan tak ketinggalan disediakan tim evakuasi, seperti obat demam dan sakit perut.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kemarin di Kantor Presiden, mengatakan bahwa ada mahasiswa di Tarim yang belum mau dievakuasi. Wilayah ini untuk sementara belum bergolak. "Namun, kita tidak tahu kapan situasi aman berubah menjadi tidak kondusif," ujar Menlu Retno Marsudi.

Di Istana Negara, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, dari hasil konsultasi dengan Menteri Luar Negeri, diperoleh informasi bahwa ada persoalan dalam proses evakuasi WNI yang terjebak di Aden, Yaman selatan. Proses evakuasi hanya bisa dilaksanakan lewat laut karena pertempuran memanas di kota itu.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada dua alternatif yang disiapkan oleh TNI. Pertama, proses evakuasi menggunakan kapal milik Dinas Hidro Oseanografi TNI AL yang sekarang berada di Eropa. Alternatif kedua, menggunakan kapal perang TNI yang saat ini diperbantukan bagi pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon.(NDY/WHY)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 April 2015, di halaman 8 dengan judul "KBRI Yaman Pindah ke Oman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com