Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lee Kuan Yew Puji Soekarno sebagai "The Great Man" dan Orator Ulung

Kompas.com - 25/03/2015, 18:09 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com -- Selama ini, sudah banyak cerita yang diketahui publik mengenai keakraban mantan Presiden Indonesia Soeharto dengan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew. Namun, tidak banyak yang mengetahui hubungan Lee Kuan Yew dengan proklamator kemerdekaan Indonesia yang juga presiden pertama, Soekarno.

Lee Kuan Yew pernah memuji Bung Karno sebagai “The Great Man”. Kekaguman Lee terhadap sosok orator ulung nan kharismatik dan mampu memengaruhi pendengarnya ini terungkap dalam memoarnya yang berjudul From Third World to First: The Singapore Story:1965-2000.

Bapak bangsa Singapura yang meninggal dunia Senin (23/3/2015), menuliskan kunjungannya ke Jakarta pada Agustus 1960 untuk bertemu Bung Karno di Istana Merdeka. Lee menuliskan bagaimana Bung Karno dibalut oleh seragam kebesarannya dan juga tongkat yang selalu dibawanya ke mana-mana.

Sosok yang merupakan anggota parlemen terlama di dunia hingga akhir hayatnya ini sendiri sudah menanti-nantikan pertemuan dengan Bung Karno yang legendaris itu.

“Ada suatu saat di bulan Februari 1959, ketika saya sedang mengemudi di Singapura, saya mendengar siaran radio Bung Karno sedang berpidato kepada ratusan ribu warga di Jawa Tengah," tulis Lee Kuan Yew.

Lee Kuan Yew mengaku kagum dengan semangat yang dihadirkan Soekarno dalam pidatonya. Menurut dia, Soekarno memang orator jenius yang mampu 'membius' pendengarnya.

"Saya menyalakan radio pukul 8.30 pagi, sempat kehilangan sinyal karena frekuensi yang buruk. Tiga jam kemudian ketika saya sudah berada di Malaka, Bung Karno masih bersemangat berpidato dengan suaranya yang menggelegar dan indah. Sangat ekspresif hingga suara teriakan masyarakat terdengar,” tulis Lee.

Kedua sosok itu kemudian bertemu selama 20 menit. Mereka bercakap dalam campuran bahasa Indonesia dan Melayu (Lee menguasai Bahasa Melayu). Lee sendiri menuliskan pertemuan itu berakhir mengecewakan, karena kebanyakan dihabiskan hanya untuk basa-basi tanpa konten yang jelas.

Bung Karno misalnya bertanya berapa populasi Singapura dan menjelaskan konsep Demokrasi Terpimpin yang sering diulang-ulang dalam pidatonya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com