Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lee Kuan Yew: Soeharto Sosok yang Konsisten dalam Memegang Janji

Kompas.com - 24/03/2015, 21:30 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Mendiang bapak bangsa Singapura, Lee Kuan Yew, dikenal sebagai sahabat dekat Presiden kedua Indonesia, Soeharto. Kedua tokoh besar Asia Tenggara itu kerap melakukan pertemuan empat mata di berbagai ajang internasional yang mereka hadiri.

Pembicaraan "empat mata" inilah yang menjadi kunci kedekatan kedua orang kuat ini dalam membangun kepercayaan satu sama lain. Dalam buku memoarnya yang berjudul From Third World to First: The Singapore Story:1965-2000, Lee menyebut Soeharto sebagai sosok yang dapat dipercaya dan selalu memegang kata-katanya.

"Setelah pertemuan kedua, kita sudah saling yakin satu sama lain, tahun demi tahun, saya semakin percaya, beliau jarang berjanji, tetapi selalu menepati apa yang dijanjikannya. Keunggulan beliau adalah konsistensinya," tulisnya.

Lee Kuan Yew menambahkan, persahabatan mereka berhasil mematahkan anggapan bahwa orang Singapura keturunan Tionghoa akan sulit bersahabat dengan orang Indonesia. Keputusan Lee untuk meletakkan karangan bunga di makam Usman Harun pada tahun 1973 adalah titik tolak dalam memulihkan hubungan diplomatik kedua negara yang sempat tegang seusai eksekusi mati kedua personel AL Indonesia itu.

Lee menuliskan, ketika itu Dubes Singapura untuk Indonesia, Lee Khoon Choy, yang menyarankan untuk menutup episode kelam itu dengan sebuah bahasa tubuh diplomatik yang bersahabat dengan meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun.

Cara seperti itu sangat penting bagi Soeharto, seorang Jawa yang percaya akan spirit dan hati nurani yang tulus. Meski akhirnya Soeharto "terguling" secara tragis pada 1998, Lee tetap memuji sahabatnya itu sebagai seorang patriot.

"Sebuah tragedi pribadi bagi seorang pemimpin yang telah mentransformasikan Indonesia yang miskin pada 1965 menjadi harimau ekonomi yang maju, juga pemimpin yang telah meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya dan membangun infrastruktur untuk kemajuan Indonesia," lanjut Lee.

Persahabatan kedua pemimpin itu terus terjaga. Bahkan, Lee sempat mengunjungi Soeharto beberapa waktu sebelum sahabatnya itu meninggal dunia pada 2008.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com