Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reruntuhan Markas Rahasia Nazi Ditemukan di Belantara Argentina

Kompas.com - 23/03/2015, 16:39 WIB
BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Sekelompok arkeolog asal Argentina tengah melakukan penyelidikan terhadap reruntuhan bangunan yang terletak di tengah hutan dekat perbatasan Paraguay yang diduga adalah sebuah markas rahasia Nazi.

Di dalam kompleks bangunan batu itu, yang kini sudah tertutupi tumbuhan dan hanya bisa dicapai dengan cara membabat tumbuh-tumbuhan itu, ditemukan uang koin Jerman dari masa 1930-an, pecahan porselen dengan tulisan "Made in Germany" dan simbol-simbol Nazi di temboknya.

"Kami tak menemukan penjelasan lain terkait mengapa seseorang mendirikan bangunan yang membutuhkan usaha dan biaya besar ini, di lokasi yang sulit dicapai, jauh dari masyarakat setempat, dengan material bangunan yang berbeda dengan yang biasa digunakan di kawasan ini," kata Daniel Schavelzon, pemimpin tim arkeolog itu.

Schavelzon, arkeolog dari Universitas Buenos Aires, menghabiskan beberapa bulan terakhir di taman nasional provinsi Teyu Cuare, di wilayah Misiones, Argentina utara.

Legenda lokal menyebut terdapat sebuah rumah di tengah hutan milik Martin Bormann - tangan kanan pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Namun, Schavelzon mengatakan tak ada bukti yang bisa menunjang apa yang dia sebut sebagai "mitos urban" itu.

Kompleks bangunan itu, lanjut Schavelzon, kemungkinan besar disiapkan sebagai lokasi pelarian bagi para pemimpin Reich Ketiga jika mereka harus meninggalkan Jerman.

"Nampaknya, ketika Perang Dunia II sudah separuh jalan, Nazi memiliki proyek rahasia yaitu membangun lokasi-lokasi perlindungan bagi para pemimpin tertinggi jika Jerman kalah perang," ujar Schavelzon.

"Mereka membangun lokasi pengungsian itu di tempat-tempat yang sulit diakses seperti di tengah gurun pasir, pegunungan,  lembah atau di tengah hutan belantara seperti ini," tambah sang arkeolog kepada harian terbitan Argentina, Clarin.

Kebijakan Peron

Schavelzon melanjutkan timnya sejauh ini belum memberikan kesimpulan akhir terkait penemuan tersebut, namun dia sangat yakin bahwa kompleks reruntuhan itu adalah bangunan rahasia Nazi.

"Lokasi kompleks ini juga memberikan bonus bagi penghuninya yaitu bisa mencapai wilayah Paraguay kurang dari 10 menit. Kompleks ini merpakan sebuah lokasi yang terlindung dan bisa dipertahankan di mana penghuninya bisa hidup dengan tenang," ujar Schavelzon.

Ironisnya, kebutuhkan lokasi persembunyian seperti itu ternyata tak dibutuhkan. Sebab, setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II, pemerintah Argentina menerima para petinggi Nazi dengan tangan terbuka sehingga mereka bisa tinggal dengan aman di negeri Amerika Selatan tersebut.

Ribuan anggota Nazi, milisi Ustasha Kroasia dan fasis Italia tiba di Argentina berdasarkan restu Presiden Juan Peron yang memerintah pada 1946-1955 ditambah masa pemerintahan singkat pada 1970-an. Kebijakan Peron itu mengakibatkan sedikitnya 5.000 orang petinggi Nazi "mengungsi" di Argentina.

Pada 1960, salah seorang tokoh Nazi, Adolf Eichmann yang dikenal ikut merancang Holocaust, ditangkap di Buenos Aires oleh pasukan komando Israel. Eichmann kemudian diadili dan menjalani ekskuhusi mati di Israel.

Nama lain yang kabur ke Argentina adalah Josef Mengele yang dikenal dengan nama Malaikat Kematian karena eksperimen kejamnya terhadap para tahanan di kamp konsentrasi Auschwitz.

Para petinggi Nazi lain yang bersembunyi di Argentina antara lain Erich Priebke, Martin Bormann, Walter Kutschmann, Josef Schwammberger, Eduard Roschmann and Wilfred Von Oven, dan Alois Brunner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com