Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Penyelesaian Konflik Israel-Palestina Semakin Rumit

Kompas.com - 22/03/2015, 06:03 WIB
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Barack Obama mengatakan pernyataan PM Benyamin Netanyahu yang menolak solusi dua negara dalam kampanyenya membuat penyelesaian konflik Israel-Palestina semakin rumit.

Dalam sebuah wawancara dengan The Huffington Post yang ditayangkan Sabtu (21/3/2015), Obama menceritakan hasil pembicaraan teleponnya dengan Netanyahu pada Kamis lalu, dua hari setelah Netanyahu terpilih kembali menjadi pemimpin Israel.

"Saya menegaskan kepada dia bahwa kami terus meyakini bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan untuk menjamin keamanan Israel dalam jangka panjang, jika negeri itu tetap ini menjadi negara Yahudi sekaligus negara demokratis," kata Obama.

"Dan saya tegaskan kepada beliau bahwa pernyataannya di masa kampanye, membuat semakin sulit untuk mencari jalan di mana semua pihak yakin bahwa negosiasi masih dimungkinan untuk menyelesaikan konflik ini," tambah Obama.

Krisis hubungan AS-Israel terburuk dalam beberapa dekade terakhir diperparah dengan pernyataan kontroversial Netanyahu tepat sebelum pemilihan umum negeri itu digelar pada Selasa (16/3/2015).

Saat itu, Netanyahu mengatakan tak akan ada negara Palestina merdeka dalam agendanya saat memerintah. Pernyataan ini membuat AS mengancam akan mengevaluasi hubungannya dengan negeri Yahudi itu dan kebijakannya di Timur Tengah.

"Kami menganggap bahwa retorika seperti itu sangat bertentangan dengan tradisi Israel, yaitu meski Israel dibangun dengan dasar sejarah bahwa bangsa Yahudi membutuhkan sebuah negara, namun demokrasi Israel menjanjikan semua orang di negeri itu akan diperlakukan setara," kata Obama.

"Saya kira itulah hal terbaik dalam demokrasi Israel. Jika hal itu hilang, maka saya kira situasi tersebut tak hanya memberi amunisi bagi mereka yang tak menyetujui keberadaan sebuah negara Yahudi namun juga akan memulai proses hilangnya demokrasi di negeri itu," Obama menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com