KOMPAS.com - Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mundur dari komitmen sebelumnya untuk 'jalan keluar dua negara' dalam konflik Israel-Palestina.
Ditambahkannya bahwa Amerika Serikat juga akan mengkaji kembali pendekatannya atas masalah tersebut sebagai konsekuensinya walau tidak dijelaskan rinciannya.
Semalam menjelang pemilihan umum, Netanyahu mengatakan bahwa negara Palestina tidak akan berdiri selama dia berkuasa.
Banyak yang berpendapat bahwa pernyataan Netanyahu itu membantu dia meraih kemenangan dalam pemilihan umum 17 Maret, yang dilihat sebagai pemilu terketat sejauh ini di Israel.
Bagaimanapun dalam sebuah wawancara dengan TV Amerika Serikat setelah meraih kemenangan, dia terdengar melunakkan pernyataannya.
Perdana Menteri yang akan memerintah Israel untuk masa jabatan keempat itu mengaku dia tetap berkomitmen atas sebuah negara Palestina dan tidak mengubah kebijakannya.
Namun kepada stasiun TV MSNBC dia mengatakan 'situasinya harus berubah'.
"Saya tidak ingin solusi satu negara. Saya ingin dua negara yang damai dan berkesinambungan namun untuk itu 'kondisinya harus berubah."
"Saya tidak pernah mengubah pidato saya di Universitas Bar Ilan enam tahun lalu yang menyerukan demilitarisasi negara Palestina yang menguasai negara Yahudi. Yang sudah berubah adalah kenyataannya," tambahnya.
Dia juga kembali mengulang kritiknya atas pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, yang sepakat membentuk pemerintah bersatu dengan kelompok militan Hamas, yang bersumpah untuk menghancurkan Israel.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.