"Israel memilih jalur rasisme, pendudukan dan pembangunan permukiman serta tidak memilih jalur negosiasi dan kemitraan dengan kami (Palestina)," kata seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Abed Rabbo.
Dalam pemilihan umum untuk memiliki 120 angota parlemen yang digelar Selasa (17/3/2015), partai Likud mengalahkan rival utamaya partai Zionist Union yang berhaluan kiri-tengah dengan 30 kursi melawan 24 kursi.
"Kami menghadapi masyarakat Israel yang dijangkiti rasialisme, kebijakan pendudukan dan pembangunan permukiman. Di hadapan kami kini terbentang jalan yang panjang dan sulit perjuangan melawan Israel," ujar Abed Rabbo.
"Kami harus menyelesaikan langkah kami yaitu menghentikan kerja sama keamanan (dengan Israel) dan pergi ke pengadilan kriminal internasional untuk melawan permukiman dan kejahatan perang Israel di Gaza," lanjut Abed Rabbo.
Hubungan Israel dan Palestina memburuk dengan cepat sejak pembicaraan damai antara Presiden Mahmoud Abbas dan PM Benyamin Netanyahu yang disponsori AS, kandas pada April tahun lalu.
Kandasnya pembicaraan damai itu kemudian diikuti serangkaian kekerasan di Jerusalem, perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dan langkah Palestina mengadukan Israel ke PBB dan pengadilan kriminal internasional di Den Haag.
Dalam tahap terakhir kampanyenya, Netanyahu menegaskan jika dia terpilih kembali maka dia menjanjikan negara Palestina merdeka tak akan pernah terbentuk. Pernyataan ini sekaligus mengingkari dukungannya terhadap solusi dua negara yang pernah dilontarkannya pada 2009.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.