Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramugari Gugat Korean Air Terkait Insiden "Kemarahan Kacang"

Kompas.com - 11/03/2015, 17:30 WIB
SEOUL, KOMPAS.com — Seorang pramugari yang menjadi sasaran amukan mantan Wakil Presiden Korean Air dalam sebuah insiden yang kini dikenal sebagai "kemarahan kacang" (nut rage) telah mengajukan gugatan perdata terhadap mantan Wakil Presiden itu, yang kini dipenjara, dan terhadap maskapai tersebut.

Para pengacara Kim Do-hee mengatakan, gugatan itu diajukan pada Selasa (10/3/2015) di New York, AS, guna mencari kompensasi terkait serangan verbal dan fisik terhadap klien mereka oleh Cho Hyun-ah yang juga dikenal sebagai Heather Cho.

Cho, yang merupakan putri Kepala Korean Air, dijatuhi hukuman penjara satu tahun penjara bulan lalu setelah dinyatakan bersalah karena melanggar aturan keamanan dan menyerang staf kabin. Cho, yang telah mengundurkan diri dari posisi eksekutifnya di Korean Air sebelum proses pengadilannya berlangsung, telah mengajukan banding terkait hukuman itu.

Dakwaan utama terhadapnya terkait keputusannya untuk memaksa penerbangan Korean Air rute New York-Seoul yang sedang siap lepas landas untuk kembali ke gerbang keberangkatan pada 5 Desember lalu. Cho bersikeras untuk mengusir pramugari itu dari pesawat setelah menyuguhkan kacang macadamia dalam kantong, bukan dalam mangkuk.

Gugatan perdata itu menuduh bahwa Cho menyerang, mengancam, dan meneriakkan kata-kata kotor terhadap Kim, dan kemudian memaksanya untuk menutupi kejadian tersebut dengan berbohong kepada sejumlah regulator pemerintah. "Bukti dalam kasus ini akan menunjukkan bahwa tindakan Heather Cho tidak hanya mempermalukan, merendahkan, dan merugikan Kim, tetapi juga merupakan simbol arogansi tak terkendali Cho dan mengganggu hak-hak tertentu," kata firma hukum Weinstein Law Firm PLLC dan Kobre & Kim LLP dalam sebuah pernyataan bersama lewat e-mail.

Pernyataan tersebut mengatakan, insiden itu telah menyebabkan "kerugian besar" bagi karier, reputasi, dan ketenangan emosional Kim.

Cho dan Korean Air disebut sebagai tergugat. Maskapai itu menolak untuk berkomentar. Perusahaan itu hanya mengatakan bahwa pihaknya belum menerima pemberitahuan dari pengacara Kim.

Perilaku Cho memicu reaksi publik yang sangat luas di Korea Selatan. Peristiwa itu dilihat sebagai simbol dari generasi manja dan arogansi pemilik konglomerasi raksasa yang dijalankan keluarga, atau chaebol, yang mendominasi perekonomian nasional negara itu.

Kasus itu menjadi berita utama internasional dan menjadi sesuatu yang memalukan secara nasional. Para pengamat di Korea Selatan mengatakan, Cho telah mempermalukan negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com