Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Bos Intelijen Israel Sebut PM Netanyahu Berbohong soal Nuklir Iran

Kompas.com - 07/03/2015, 06:20 WIB

YERUSALEM, KOMPAS.com - Mantan Direktur Mossad, Meir Dagan, mengkritik pidato yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terus menyinggung bahayanya program nuklir Iran selama berada di Amerika Serikat. Netanyahu melakukan kunjungan dan berpidato di hadapan anggota Kongres Amerika Serikat atas undangan pihak Partai Republik sebagai oposisi pemerintahan Presiden Barack Obama.

Dalam wawancara yang ditayangkan Channel 2 TV di Israel, Jumat (6/3/2015), bekas bos intelijen Israel itu membantah ucapan Netanyahu yang mengatakan Iran bisa membuat bom nuklir dalam waktu setahun.

"Omong kosong," kata Dagan, dikutip dari AFP. "Butuh waktu lebih lama dibanding yang dia katakan," lanjutnya.

Tidak hanya itu, Dagan juga membantah pernyataan Netanyahu yang mengatakan misil dengan hulu ledak nuklir milik Iran bisa melintasi benua. "Misil-misil itu tidak bisa mencapai AS," ucap Dagan yang merupakan mantan pejabat kemiliteran Israel.

Dagan memimpin Mossad pada 2002 hingga 2010. Saat dia menjabat, Mossad gencar melakukan serangan rahasia ke instalasi nuklir milik Iran.

Sebelumnya, Netanyahu memperingatkan bahwa kesepakatan yang sedang dirundingkan oleh Amerika Serikat tentang program nuklir Iran bisa 'membuka jalan untuk bom' dan bukan mencegahnya. (Baca: PM Israel Benjamin Netanyahu Mengecam Iran Saat Pidato di Kongres AS)

"Kita diberitahu bahwa tidak ada kesepakatan lebih baik daripada kesepakatan yang buruk. Ya, ini kesepakatan yang buruk, amat buruk," kata Netanyahu.

Gedung Putih menuduh Netanyahu sedang berupaya untuk menggalang penentangan di Amerika Serikat atas kesepakatan dengan Iran.

Kedatangan Netanyahu ini memang menimbulkan polemik bagi hubungan AS-Israel. Apalagi, Obama menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya di ibu kota AS. Padahal, umumnya kepala negara yang berkunjung akan diterima kepala negara yang didatangi. (Baca: AS dan Iran Senada dalam Tanggapi Pidato PM Israel di Kongres AS)

Amerika Serikat bersama Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, berupaya mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.

Para perunding sedang bekerja sebelum batas waktu pada akhir Maret untuk kerangka kesepakatan, yang akan diikuti dengan perjanjian yang rinci pada akhir Juni.

Pemerintah Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai semata. Namun, Barat khawatir bisa dikembangkan untuk senjata nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com