Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Blokir Siaran Wawancara Terpidana Mati Pemerkosaan

Kompas.com - 04/03/2015, 11:18 WIB
NEW DELHI, KOMPAS.com - Polisi India melakukan perintah pengadilan untuk memblokir siaran yang berisi wawancara dengan salah seorang terpidana mati kasus pemerkosaan di Delhi.

Pengadilan Delhi juga memerintahkan untuk mencegah beredarnya publikasi wawancara, yang telah memicu kemarahan banyak orang di India.

Hal ini muncul setelah pemerintah menuntut penjelasan dari para pejabat lembaga pemasyarakatan tentang bagaimana pembuat film Inggris telah memperoleh izin masuk.

Kasus pemerkosaan di Delhi ini menggemparkan dunia. Empat orang pelaku dijatuhi hukuman gantung karena telah memperkosa dan membunuh seorang mahasiswa berumur 23 tahun.

Pelaku pemerkosaan muncul dalam sebuah tayangan wawancara dengan Leslee Udwin untuk "India's Daughter", program dokumenter BBC yang akan ditayangkan Minggu, 8 Maret mendatang, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional. Wawancara ini juga akan ditayangkan di televisi NDTV di India.

Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh menilai hal ini sebagai masalah yang "serius" dan telah membicarakannya dengan Dirjen Lapas Tihar untuk meminta laporan secepatnya, kata kantor berita PTI mengutip pernyataan pejabat.

Polisi di Delhi mengatakan mereka telah mendaftarkan dua kasus terhadap film yang dituding melakukan pelanggaran hukum pidana India.

"Kami mendesak agar media India tidak menayangkannya," kata Kepala Polisi Delhi BS Bassi, seperti yang dilaporkan oleh Times of India.

Dalam wawancara tersebut, salah seorang pelaku pemerkosaan, Mukesh Singh, mengungkapkan tidak ada penyesalan dan mengatakan korban seharusnya tidak melawan.

Udwin mengatakan bahwa ia telah mendapat izin untuk melakukan wawancara dari direktur jenderal lapas Tihar dan Departemen Dalam Negeri (MHA).

"Surat itu pada dasarnya menyatakan bahwa itu adalah sebuah film kampanye. Saya telah mengajukan permohonan bulan Mei 2013 dan saya mendapat jawaban 'ya' dalam waktu dua minggu," katanya kepada sejumlah wartawan di Delhi.

"Izin resmi dari MHA sudah dikantongi begitupun izin dari pihak lembaga pemasyarakatan sudah ditandatangani."

Sebelumnya, aktivis perempuan terkemuka menulis surat kepada NDTV, meminta saluran untuk menahan diri untuk tidak menayangkan film yang menurut mereka telah menghina pengadilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com