Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 04/03/2015, 02:54 WIB
EditorBayu Galih

WASHINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa kesepakatan yang sedang dirundingkan oleh Amerika Serikat tentang program nuklir Iran bisa 'membuka jalan untuk bom' dan bukan mencegahnya.

Bagaimana pun, dalam pidatonya di Kongres Amerika Serikat, Selasa (3/3/2015), Netanyahu mengatakan tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Amerika Serikat.

"Kita diberitahu bahwa tidak ada kesepakatan lebih baik daripada kesepakatan yang buruk. Ya, ini kesepakatan yang buruk, amat buruk," jelasnya.

Lewat pidato yang diiringi tepuk tangan meriah, Netanyahu menyebut Iran sebagai "ancaman atas seluruh dunia". Pidato ini beberapa kali disambut para anggota Kongres dengan penghormatan sambil berdiri

"Rezim Iran radikal, sebagaimana biasanya ideologi mengakar pada Islam militan... akan terus menjadi musuh Amerika Serikat," ujar Netanyahu.

Pidato Netanyahu ini atas undangan kubu oposisi Partai Republik. Tentu saja aksi ini dikritik oleh Gedung Putih, apalagi Presiden Barack Obama tidak lebih dulu diberitahu.

Gedung Putih menuduh Netanyahu sedang berupaya untuk menggalang penentangan di Amerika Serikat atas kesepakatan dengan Iran.

Sehari sebelum berpidato di Kongres, Netanyahu menyatakan bahwa dia bukan bermaksud untuk tidak menghormati Presiden Obama. Namun, dia mengaku itu merupakan kewajiban moralnya untuk mengangkat masalah nuklir Iran. (Baca: Netanyahu Ingin AS-Israel Tetap Solid meski "Diganggu" Pembicaraan Nuklir AS-Iran)

Amerika Serikat bersama Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, berupaya mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.

Para perunding sedang bekerja sebelum batas waktu pada akhir Maret untuk kerangka kesepakatan, yang akan diikuti dengan perjanjian yang rinci pada akhir Juni.

Pemerintah Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai semata. Namun, Barat khawatir bisa dikembangkan untuk senjata nuklir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke