Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2015, 10:56 WIB
ISTANBUL, KOMPAS.com — Pasukan Turki yang didukung kendaraan lapis baja memasuki Suriah untuk memindahkan makam Usman (Ottoman) yang bersejarah dan mengganti anggota tentara Turki yang selama ini mengawalnya.

Ratusan pasukan yang didukung hampir 100 tank dan kendaraan lapis baja serta pesawat tempur memasuki Suriah pada Sabtu (21/2/2015) malam waktu setempat. Pasukan ini mengevakuasi sekitar 40 anggota tentara Turki pengawal makam Usman (Ottoman) yang sudah dikepung berbulan-bulan oleh pasukan ISIS. Makam Suleyman Shah, kakek dari pendiri kekhalifahan Usmaniah (kekhalifahan Ottoman) serta sejumlah barang bersejarah, diangkat dan dibawa kembali ke Turki.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menyatakan operasi ini berhasil. Ia mengatakan, pasukan Turki diberi arahan untuk melindungi nilai spiritual dan keselamatan anggota angkatan bersenjata Turki.

Iring-iringan kendaraan pasukan Turki melakukan perjalanan hampir 30 kilometer, memasuki Suriah melewati kawasan yang dikuasai ISIS. Namun, tidak ada bentrokan yang dilaporkan. Satu tentara dilaporkan tewas karena kecelakaan. Pasukan ini dilaporkan akan tiba kembali di wilayah Turki pada hari Minggu. Davutoglu mengatakan, sebuah lokasi baru di Suriah yang dekat dengan perbatasan Turki dikuasai militer Turki untuk menjadi tempat baru makam bersejarah itu.

PM Davutoglu menambahkan, pasukan Turki menguasai sebuah wilayah di Suriah, mengibarkan bendera Turki, di mana Suleyman Shah akan dipindahkan.

Dalam perjanjian tahun 1921 dengan Suriah, Turki berhak atas bagian kecil dari Suriah untuk lokasi makam Suleyman Shah, yang dilindungi tentara Turki. Kendati masih berlangsung perang saudara, Turki tetap mengambil haknya sesuai perjanjian tersebut, sambil menyerukan akan selalu mempertahankan seluruh wilayah Turki, di mana pun berada.

Intervensi hari Sabtu terjadi karena meningkatnya kekhawatiran ditangkapnya tentara Turki pengawal makam itu karena dikepung pasukan ISIS. Tahun lalu, hampir 50 diplomat Turki diculik ketika kelompok jihadis menguasai Mosul, kota kedua terbesar di Irak. Para diplomat itu akhirnya dibebaskan dengan pertukaran tawanan anggota ISIS di Turki.

Suriah menyebut operasi militer Turki di bagian utara Suriah untuk mengevakuasi puluhan tentara dan memindahkan sebuah makam bersejarah, sebagai tindakan "agresi yang semena-mena".

Mengutip pejabat Kementerian Luar Negeri Suriah, kantor berita Suriah SANA melaporkan, operasi itu membuktikan "kedekatan hubungan Turki dengan organisasi-organisasi teroris yang beroperasi di daerah itu" karena di tengah serangan militan ISIS terhadap masjid, gereja, dan makam di seluruh Suriah, makam Suleyman Shah terbukti tidak dirusak. Makam itu terletak di Provinsi Aleppo, sekitar 35 kilometer dari perbatasan Turki. Berdasarkan perjanjian tahun 1921, lokasi itu dinilai sebagai wilayah Turki.

Meski kelompok ISIS memerangi pasukan Kurdi beberapa kilometer dari perbatasan Turki, Turki tidak mengirim pasukan darat ke Suriah, negara yang dikoyak perang saudara dan kini mulai dikuasai ISIS.

Suriah mengingatkan bahwa operasi penyelamatan itu dilakukan tanpa izin dan melanggar perjanjian tahun 1921, juga bahwa Turki dinilai bertanggung jawab atas terjadinya "akibat agresi tersebut". Turki mengatakan telah memberi tahu Pemerintah Suriah atas operasi itu, tetapi tidak meminta izin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com