Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2015, 14:33 WIB
KAIRO, KOMPAS.com - Pemimpin Mesir berjanji untuk menghukum "para pembunuh" yang bertanggung jawab atas pemenggalan 21 warga Kristen Mesir setelah kelompok Negara Islam atau ISIS di Libya merilis sebuah video pada Minggu (15/2/2015) yang konon menunjukkan sebuah pembunuhan massal.

Presiden Abdel Fattah al-Sisi dalam pidato yang disiarkan televisi tampak marah dan mengatakan, Mesir "berhak untuk merespons dalam cara dan waktu yang tepat". Dia juga menyatakan tujuh hari berkabung setelah video itu didistribusikan kaum militan di media sosial.

Rekaman tersebut menunjukkan 21 sandera yang diborgol, yang mengenakan pakaian warna oranye, dipenggal para penculik berpakaian hitam di sebuah pantai yang kelompok militan itu katakan berada di provinsi Tripoli, Libya.

Dalam edisi terakhir majalah online ISIS, Dabiq, kelompok itu telah menyebutkan jumlah yang sama para sandera Mesir yang sedang ditahan di Libya.

Gedung Putih memimpin kecaman atas pemenggalan itu. Pihak Gedung Putih menggambarkan para pembunuh sebagai "tercela" dan menambahkan bahwa kebrutalan yang ditunjukkan "akan membangkitkan masyarakat internasional untuk bersatu melawan ISIS".

Militan ISIS telah dihantam serangan udara yang dipimpin AS di Irak dan Suriah setelah mengendalikan wilayah luas di kedua negara itu. Kelompok itu dilaporkan punya afiliasi yang aktif di Mesir dan Libya.

Gereja Koptik Mesir mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan, pihaknya "yakin" para pembunuh orang Kristen akan diseret ke pengadilan saat membenarkan bahwa yang dipenggal adalah orang-orang Koptik Mesir.

Al-Azhar, pusat studi Islam yang bergensi di Kairo mencela pembunuhan barbar itu.

Televisi pemerintah Mesir menyiarkan beberapa cuplikan video ISIS tanpa menunjukkan pemenggalan tetapi menggambarkan para sandera diarak para penculiknya di pantai.

ISIS cabang Libya mengklaim pada Januari lalu bahwa kelompok itu telah menculik 21 warga Kristen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com