Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegat ISIS di Kebun Tetangga

Kompas.com - 08/02/2015, 20:20 WIB

Melihat atmosfer di kalangan publik, atmosfer di Jordania kini telah berubah. Sejak video eksekusi Kassasbeh dirilis ISIS, hampir tak ada hari di negeri itu tanpa aksi solidaritas mendukung pembalasan atas ISIS.

”Muath kini sudah menempati setiap kamar tidur di Jordania,” ujar Naif al-Amoun, anggota parlemen Jordania yang satu kampung dengan pilot Kassasbeh di Karak. ”Kami tak akan membiarkan siapa pun mengeksploitasi isu ini untuk berlawanan dengan pemerintah.”

”Saya pikir, ada konsensus nasional perlunya menjaga stabilitas dan integritas negeri ini,” kata Abdul-Ilah Khatib, mantan Menteri Luar Negeri Jordania.

”Ada anggapan, kami kini jadi target, sebagai negara. Kami harus menghadapi tantangan itu.”

Mana hasil koalisi?

Dengan dukungan publik yang begitu besar, Jordania kini menggempur habis-habisan target ISIS lewat serangan udara. Namun, beranggapan serangan itu bakal menghancurkan dan memusnahkan ISIS—seperti jargon yang didengungkan militer Jordania—terlalu absurd.

Memasuki bulan keenam serangan pasukan koalisi internasional, belum ada hasil signifikan dari serangan udara koalisi terhadap ISIS. Ini telah diperkirakan jauh-jauh hari sebelum serangan pada ISIS dimulai.

Namun, pejabat AS kerap melontarkan pernyataan, pergerakan ISIS berhasil dihentikan. Komando Sentral AS memperkirakan, 6.000 milisi ISIS tewas, termasuk dalam lebih dari 1.250 serangan udara di Irak. Di Kobani, perbatasan Suriah-Turki, ISIS dipukul mundur.

Namun, kata pejabat penting pasukan koalisi kepada BBC, ”Kami saat ini jalan di tempat di Suriah.” Tidak seperti di Irak, pertempuran melawan NIIS di Suriah mendatangkan kesulitan bagi pasukan koalisi.

Di Suriah, pasukan koalisi tidak memiliki partner pasukan darat. Peran yang di Irak dijalankan pasukan Peshmerga Kurdi dan pasukan Pemerintah Irak plus milisi-milisi Syiah.

Lalu, muncul kabar kurang menggembirakan: Uni Emirat Arab—satu dari lima negara Arab yang turut dalam serangan udara koalisi—menarik diri dari serangan udara tersebut. Tiadanya evakuasi bagi pilot jika pesawat jatuh, seperti kasus Kassasbeh, salah satu alasannya.

Di tengah kembali memanasnya gempuran pada ISIS, dipicu pembalasan Jordania atas Kassasbeh, seorang diplomat senior Barat mengingatkan agar semua pihak tidak jumawa.

”Tak ada keraguan, hari-hari keperkasaan ISIS telah berlalu,” ujarnya, yang dikutip Reuters. ”ISIS kini defensif, tak terorganisasi, seperti tetesan air raksa yang terpisah-pisah. Namun, mereka bisa muncul lagi.”

Intinya, dunia harus terus waspada. (MH SAMSUL HADI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com