Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Sembuh dari Kecanduan Internet, Remaja China Potong Tangannya Sendiri

Kompas.com - 03/02/2015, 22:41 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Seorang remaja berusia 19 tahun harus menjalani pembedahan di sebuah rumah sakit di kota Nantong, provinsi Jiangsu, Tiongkok, setelah memotong tangannya sendiri dalam upaya menyembuhkan kecanduan internet.

"Kami tak bisa menerima apa yang terjadi ini. Kejadian tersebut benar-benar tak terduga. Dia anak yang pintar," kata ibu remaja itu, yang tak mau menyebutkan identitasnya.

Perempuan itu mengatakan, dia masuk ke dalam kamar putranya itu pada Rabu pekan lalu sekitar pukul 23.00. Betapa terkejutnya dia saat menemukan putranya tak ada di kamar dan hanya menemukan selembar catatan di atas ranjang.

"Ibu, saya harus pergi ke rumah sakit. Jangan khawatir. Saya akan pulang malam ini," demikian isi catatan yang ditinggalkan remaja tersebut.

Ternyata tanpa sepengetahuan orangtuanya, remaja yang dipanggil ibunya dengan nama "Wang kecil" itu telah "menyelundupkan" sebilah pisau dapur sebelum menyelinap keluar rumah.

Setelah merasa tidak ada yang melihat, "Wang kecil" kemudian memotong sendiri tangan kirinya. Dia kemudian memanggil taksi yang mengantarnya ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, potongan tangannya ditinggal begitu saja.

Para dokter di rumah sakit segera menggelar operasi penyambungan. Beruntung, para ahli bedah bisa menyambung kembali tangan remaja itu meski tidak menjamin tangan tersebut bisa berfungsi normal kembali.

Wabah kecanduan internet

Salah seorang guru bocah itu menuding kecanduan internetlah yang mengakibatkan "Wang kecil" nekat melakukan perbuatan tak masuk akal tersebut.

Sejumlah aktivis mengatakan, negara-negara Asia, khususnya Tiongkok, yang memiliki 649 juta pengguna aktif internet, kini tengah mengalami epidemi kecanduan internet.

Tao Ran, psikolog militer yang mengelola sebuah pusat rehabilitasi para pecandu internet di Beijing, memperkirakan bahwa 14 persen para remaja negeri itu kini kecanduan internet.

Gejala kecanduan internet itu bervariasi, mulai dari membolos sekolah, atau nyaris tak pernah keluar kamar hingga merasa hidup di sebuah semesta virtual.

"Mereka hanya melakukan dua hal, yaitu tidur dan bermain internet," kata Tao yang sudah menangani masalah ini sejak satu dekade lalu.

Wabah kecanduan internet ini membuat pemerintah turun tangan. Pada 2013, pemerintah Shanghai menerbitkan undang-undang yang menuntut para orangtua untuk mengambil tindakan demi mencegah anak-anak merokok, mengonsumsi minuman keras, berkeliaran di jalanan, serta kecanduan internet dan game komputer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com