Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Sebut Marzuki Darusman Seorang Oportunis

Kompas.com - 03/02/2015, 21:54 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Utara menuding pelapor khusus PBB, Marzuki Darusman, sebagai "oportunis" dan mengecam keras laporan tim pelapor PBB yang dipimpin Marzuki itu.

Marzuki, yang pernah menjabat jaksa agung Indonesia, dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press, mengatakan laporan tim -yang menjadi dasar resolusi PBB yang disahkan Desember lalu- tidak menganjurkan opsi militer untuk perubahan rezim sebagaimana disebutkan Korea Utara.

"Yang penting, menurut saya, tugas pertama adalah untuk membantu pembebasan 80.000 hingga 100.000 (tahanan) dan pembubaran kamp-kamp (tahanan) ini," kata Marzuki.

"Namun itu hanya bisa terjadi jika sistem kepemimpinan kultus itu benar-benar dibongkar. Dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah jika keluarga Kim Jong Un secara efektif diasingkan, secara efektif dikeluarkan dari posisinya, dan diganti dengan kepemimpinan baru," kata Marzuki

Kata-kata eksplisit seperti itu memang jarang terdengar dari seorang pejabat tinggi PBB, meskipun umum diutuarakan di antara para pejabat Amerika Serikat.

Marzuki melanjutkan usulan yang disampaikan kepada PBB sebelumnya mengenai upaya membujuk atau memaksa Korea Utara untuk memperbaiki catatan hak asasi manusianya hanya sebatas langkah "retoris".

Resolusi DK PBB

Namun ia mengatakan resolusi yang disahkan Majelis Umum pada bulan Desember itu, lebih berbobot karena menganggap Kim bertanggung jawab berdasarkan laporan sepanjang 372 halaman yang disampaikan tahun lalu oleh Komisi Penyelidikan yang didukung PBB.

Laporan tersebut memaparkan secara rinci penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, eksekusi dan kamp-kamp penjara politik. "Ini merupakan suatu gelombang perubahan dalam sikap masyarakat internasional," katanya.

Korea Utara, menurut Marzuki, "berada dalam posisi paling rentan, setiap kali kesalahan dan tanggung jawab pemimpin mereka mendapat sorotan publik internasional".

Tanggapan keras Korea Utara antara lain ancaman tes nuklir yang lebih banyak lagi, aksi massa, kampanye hitam terhadap pembelot yang bekerja sama untuk laporan PBB itu dan tuduhan bahwa Washington mengatur semua ini sebagai upaya mempercepat perubahan rezim.

Media pemerintah pekan lalu mencerca temuan PBB lagi dengan mengatakan "orang-orang yang memalsukan laporan itu semua merupakan penipu politik yang disuap dan manusia sampah tercela". Mereka juga menyebut Marzuki sebagai "oportunis."

Dalam sebuah upaya perundingan yang langka, diplomat Korea Utara di PBB melobi untuk tidak membawa-bawa kesalahan Kim dalam resolusi itu. Namun mereka gagal.

Proposal tersebut masuk dalam agenda Dewan Keamanan, yang tahun ini diharapkan untuk membuat keputusan apakah akan membawa kasus ini ke Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag.

Sikap China

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com