Setelah berbicara dengan salah satu tokoh pasukan khusus Nazi SS, Heinrich Himmler, Speer langsung menggunakan sebatang pensil merah untuk merancang sejumlah barak baru untuk menampung tahanan tepat di sebelah kamar gas dan krematorium yang digunakan untuk memusnahkan para tahanan Yahudi.
Dalam proses pengadilan perang di Nuremberg, Jerman, Speer hanya mendapatkan hukuman penjara 20 tahun. Setelah bebas dia justru menjadi jutawan dengan menjual catatan hariannya selama di dalam penjara dan kesaksiannya sebagai salah satu orang terdekat Hitler. Dia meninggal dunia pada 1981 dalam usia 76 tahun.
Sepanjang hidupnya, Speer selalu mengatakan dirinya hanyalah seorang arsitek biasa yang tanpa kemauan sendiri terseret ke dalam hirarki Nazi. Namun, seorang sejarawan Susanne Willens melakukan penelitian yang membongkar kebohongan Speer.
"Setelah perang usai, Speer mengklaim dirinya tak mengetahui soal holocaust. Sebuah kebohongan yang terus hidup bahkan setelah kematiannya," ujar Susanne.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Susan menegaskan Speer tak hanya merancang kamp Auschwitz tapi juga menggunakan uang pribadinya untuk mengembangkan Auschwitz.
Dalam rancangan Speer itu terlihat adanya pembagian bangunan untuk para tahanan yang diklasifikasikan sebagai budak atau yang akan langsung dikirim ke kamar gas untuk menjemput kematian.
"Dia (Speer) mengetahuinya, dia pasti tahu. Dia terlibat dalam perencanaan Auschwitz," tambah Susanne.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.