Korban jiwa dalam serangan dua pria bersenjata bertopeng itu termasuk 10 wartawan dan dua polisi.
Kolumnis Patrick Pelloux mengatakan, keputusan untuk tetap menerbitkan majalah itu akan menunjukkan bahwa "kebodohan tidak akan menang". Dengan tiras satu juta, jauh lebih banyak dari 60.000 per minggu seperti biasanya, Charlie Hebdo edisi khusus itu akan terdiri dari delapan halaman, atau setengah dari yang biasa.
"Amat sulit. Kami semua menderita, dengan duka, dengan ketakutan, tetapi kami akan tetap melakukannya karena kebodohan tidak akan menang," jelas Pelloux kepada kantor berita AFP.
Beberapa media lain, termasuk surat kabar Liberation dan Le Monde, akan membantu penerbitan majalah itu.
Serangan terjadi ketika sedang berlangsung rapat redaksi harian dan redakturnya, Stephane Charbonnier atau yang dipanggil Charb, termasuk yang tewas bersama dengan dua polisi pengawalnya. Dia sudah beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan.
Serangan terhadap kantor Charlie Hebdo itu merupakan serangan dengan korban yang terbesar di Perancis sejak tahun 1961.
Majalah Charlie Hebdo pernah menerbitkan kartun Nabi Muhammad, yang memicu kemarahan umat Islam, tetapi juga menurunkan satire bertema agama lain.
Sebelum serangan, pesan Twitter Charlie Hebdo adalah kartun pemimpin kelompok yang menamakan diri Negara Islam, Abu Bakr al-Baghdadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.