Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Metode Interogasi CIA Salah dan Brutal

Kompas.com - 10/12/2014, 15:36 WIB
WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden AS Barack Obama, Selasa (9/12/2014), mengakui, sejumlah taktik interogasi CIA yang digambarkan dalam laporan Senat memang brutal, salah, dan kontraproduktif.

Obama mengatakan, teknik-teknik yang digunakan CIA, yang digunakan setelah serangan 11 September 2001, tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai AS sebagai bangsa, tetapi juga tidak menguntungkan upaya kontraterorisme atau kepentingan keamanan AS.

"Satu hal yang membuat kita berbeda dengan negara lain adalah saat kita berbuat kesalahan kita mengakuinya dan meminta maaf," kata Obama kepada stasiun televisi berbahasa Spanyol, Telemundo.

Obama menambahkan, membeberkan informasi soal langkah-langkah yang digunakan CIA dalam interogasinya sangat berguna agar praktik serupa tidak pernah diulangi kembali.

"Saya harap laporan Senat itu dapat membantu kita untuk meninggalkan teknik-teknik semacam itu di tempat seharusnya mereka berada, yaitu pada masa lalu," ujar Obama.

Obama melanjutkan, laporan Senat itu, yang mengecam kebrutalan CIA, menjelaskan bahwa program interogasi itu dikembangkan pada masa pemerintahan George W Bush tanpa memikirkan konsekuensinya pada masa depan. Program interogasi brutal itu dihentikan pada masa pemerintahan Barack Obama pada 2009.

Laporan Senat setebal 480 halaman itu dipublikasikan pada Selasa (9/12/2014), mencakup perlakuan terhadap sekitar 100 tersangka kasus terorisme yang ditahan CIA antara 2001-2009. Namun, laporan lengkap setebal 6.200 halaman belum dibeberkan untuk publik.

Akibat pengungkapan praktik interogasi CIA ini, sejumlah Kedutaan Besar AS di Afganistan, Pakistan, dan Thailand meningkatkan kewaspadaan terkait potensi unjuk rasa anti-Amerika.
Terlebih lagi, Afganistan dan Thailand adalah dua negara tempat CIA memiliki fasilitas rahasia yang digunakan untuk menginterogasi para tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com