Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Vietnam, Daging Kucing Jadi Santapan Favorit

Kompas.com - 04/12/2014, 11:21 WIB
Okky Herman Dilaga

Penulis

KOMPAS.com — "Jika bertanya kepada saya, daging kucing adalah makanan terlezat nomor satu. Selanjutnya, saya suka daging anjing," kata seorang resepsionis sebuah hotel di Hanoi, Vietnam, kepada Kompas.com, Jumat (28/11/2014).

Banyak orang, khususnya orang Indonesia, pasti akan kaget mendengar pengakuan tersebut. Terdengar aneh di telinga bahwa daging kucing bisa dijadikan santapan sehari-hari. Bahkan, bagi pencinta kucing, hal tersebut jelas bisa dianggap gila dan di luar akal sehat.

Bagi kebanyakan orang, kucing merupakan binatang lucu, imut, dan menggemaskan. Tak jarang, banyak orang yang menjadikan kucing sebagai binatang peliharaan di rumah, selain anjing.

Akan tetapi, jika Anda berkunjung ke Hanoi, Vietnam, bisa jadi Anda akan merasa bingung karena keberadaan kucing bisa dibilang sangat langka. Kalaupun ada, kucing tersebut mungkin sudah berada di lemari kaca dalam bentuk potongan daging yang siap disajikan menjadi santapan.

Vietnam menjadi salah satu negara yang penduduknya gemar mengonsumsi daging kucing. Setiap tahun, ribuan kucing, dan juga anjing, ditangkap di jalanan-jalanan kota Hanoi maupun Ho Chi Minh City hanya untuk dijadikan kudapan.

"Daging kucing memang digemari di sini. Saya sudah setahun tinggal di Hanoi. Saya aneh melihat daging kucing disajikan dalam bentuk makanan. Bahkan, saya pernah memelihara seekor kucing. Dua hari kemudian, kucing peliharaan saya pun hilang," kata Sadikin, salah satu staf Kedutaan Besar Indonesia untuk Vietnam.

Tren baru

Kebiasaan penduduk Vietnam memakan daging kucing baru terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya, kucing merupakan binatang peliharaan yang tidak pernah terpikirkan untuk dimakan.

Kabar mengenai daging kucing yang disajikan dalam bentuk makanan di Vietnam mulai santer terdengar pada tahun ini. Seperti dalam pemberitaan AFP pada Juli lalu, seorang koki yang restorannya menjual menu daging kucing mengatakan, menu tersebut banyak digemari pelanggannya.

"Banyak orang (di sini) memakan daging kucing. Ini merupakan hal baru. Namun, mereka ingin mencobanya," kata koki bernama To Van Dung, kepada AFP.

"Saya tahu di Amerika Serikat dan Inggris, mereka tidak memakan daging kucing. Namun, kami memakannya di Vietnam. Saya tidak membunuh kucing. Namun, restoran di sini menjual saat saya ingin mencoba memakan daging kucing," kata seorang konsumen, Nguyen Dinh Tue, kepada SCMP.com.

Vietnam sebenarnya melarang konsumsi daging kucing dalam upaya mengontrol populasi tikus di negeri itu. Namun, kini terdapat puluhan restoran yang menyajikan daging kucing di negeri tersebut. Pada hari sibuk, sebuah restoran bisa melayani hingga 100 permintaan sajian daging kucing.

Hal tersebut membuat warga Vietnam yang memelihara kucing menjadi kalang kabut. Tak jarang, warga tidak akan membiarkan kucingnya berkeliaran di jalanan karena takut dicuri.

Kebiasaan warga Vietnam menyantap daging kucing ternyata muncul akibat kondisi masa lalu. Seorang dokter hewan, Hoang Ngoc Bau, menuturkan alasan mengapa warga Vietnam berani memakan makanan yang terbilang esktrem.

"Negara ini pernah sangat miskin. Kami pernah berperang dalam waktu yang lama. Jadi, kami makan segalanya untuk bisa bertahan hidup, dari mulai serangga, anjing, kucing, bahkan tikus. Ini sudah menjadi kebiasaan," katanya.

Apa pun alasannya, makanan yang terbuat dari daging kucing memang terasa janggal di telinga. Populasi kucing sebenarnya harus dijaga karena berperan besar dalam kehidupan manusia, khususnya menjaga agar jumlah tikus yang dikenal sebagai hama bisa dikontrol dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com