Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Penanggulangan Ebola di Sierra Leone, Jurnalis Radio Ditahan

Kompas.com - 05/11/2014, 18:49 WIB
FREETOWN, KOMPAS.com — Pemerintah Sierra Leone, Rabu (5/11/2014), menahan seorang jurnalis radio setelah tamu yang diwawancarainya mengkritik kebijakan Presiden Ernest Bai Koroma dalam menangani wabah ebola.

David Tam Baryoh, pembawa acara mingguan Monologue di radio Citizen FM, ditahan dan dikirim ke penjara berkeamanan maksimum LP Pademba Road.

"Penahanan itu merupakan perintah langsung yang ditandatangani Presiden Ernest Koroma dan dilaksanakan kepolisian," kata juru bicara Abdulai Bayratay.

"Presiden memiliki wewenang ini di bawah undang-undang darurat negara yang disetujui parlemen pada Juli yang pada intinya memangkas sebagian kebebasan warga negara," tambah Abdulai.

Penahanan itu terjadi setelah acara bincang-bincang yang dipandu Baryoh dihentikan di tengah siaran langsung pada 1 November lalu. Demikian ungkap Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ).

Dalam acara itu, Baryoh mewawancarai seorang juru bicara kelompok oposisi yang mengkritik kebijakan pemerintahan Koroma dalam menangani wabah ebola.

Selain itu, Baryoh dan tamunya juga mengkritik Koroma yang berniat untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden Sierra Leone untuk masa jabatan ketiga.

Abdulai Bayratay tidak merinci dakwaan yang menjerat Baryoh, tetapi ia mengatakan siapa saja yang merendahkan atau memiliki niat untuk merendahkan kerja pemerintah dalam memerangi wabah ebola bisa menghadapi penangkapan.

LP Pademba Road dibangun untuk menampung 324 orang narapidana, tetapi kini dihuni 1.200. Pakar kesehatan pemerintah mengatakan, narapidana di Pademba Road banyak yang meninggal dunia akibat kekurangan gizi, kondisi buruk, malaria, dan serangan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com