Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Belanda Sudah Kembali dari Upaya Cari Lagi Bagian Jasad Korban di Lokasi Jatuhnya Malaysia Airlines MH17

Kompas.com - 01/11/2014, 05:32 WIB
Dani Prabowo

Penulis

DEN HAAG, KOMPAS.com - Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyatakan, bahwa tim ahli forensik yang dikirimkan ke lokasi jatuhnya pesawat milik Malaysia Airlines berkode penerbangan MH17 telah kembali.

Mereka sebelumnya bertugas melanjutkan proses pengumpulan bagian tubuh korban jatuhnya pesawat itu meski di tengah konflik yang berlangsung di wilayah tersebut.

“Hari ini, tim kecil Belanda yang sebelumnya telah diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan ke lokasi kecelakaan dan memiliki kesempatan untuk mengumpulkan tubuh korban secara langsung, telah kembali,” kata Rutte, Jumat (31/10/2014). 

Belanda memimpin tim investigasi guna memulihkan dan mengidentifikasi tubuh korban dari insiden yang terjadi pada 17 Juli 2014 itu. Dari 298 orang di dalam pesawat milik Malaysia Airlines tersebut, 193 orang di antaranya merupakan warga negara Belanda.

Ukraina dan negara-negara Barat pada umumnya menyatakan Pesawat Boeing 777 tersebut meledak karena tembakan misil dari darat ke udara sistem BUK buatan Rusia, oleh milisi Ukraina pro-Rusia. Namun, pihak Moskwa membantah hal itu dan justru balik menuding Kiev.

Sejauh ini, pihak otoritas Belanda menyatakan jika sebanyak 298 korban telah teridentifikasi. Namun, proses identifikasi itu berlangsung cukup sulit lantaran materi tes DNA, gigi, dan sidik jari yang dimiliki tidak cukup banyak.

Jika masih ada temuan bagian tubuh dari lokasi kecelakaan, kata Rutte, maka temuan itu akan dibawa ke Kharkiv, kota yang terletak di sebelah timur Ukrania, untuk dilakukan proses pengecekan pertama sebelum dibawa ke Belanda.

Tim ahli forensi Belanda membatalkan proses pencarian menyeluruh di lokasi pada awal Agustus 2014 karena terjadi pertempuran antara Kiev dengan milisi pro-Rusia di wilayah itu. "Situasi keamanan terus berubah,” kata Rutte. “Suatu hari situasi tenang, dan pada hari berikutnya pertempuran sengit terjadi di garis depan,” ujar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com