Pada awalnya, perundingan antara aktivis pro-demokrasi dan pemerintah dukungan Beijing direncanakan pada Jumat siang. Namun pada Kamis (9/10/2014) malam, perundingan dipastikan gagal setelah pemerintah menarik diri dari pembicaraan tersebut.
Pemerintah mengatakan, pembicaraan itu dibatalkan karena para pemimpin mahasiswa mengancam akan kembali berunjuk rasa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Kondisi ini memperkeruh krisis politik di pusat finansial Asia ini, setelah aksi massa besar-besaran melumpuhkan bekas koloni Inggris itu selama hampir dua pekan.
Seruan untuk kembali berunjuk rasa itu dikeluarkan selepas kelompok pro-demokrasi mendapatkan dukungan Amerika Serikat setelah sebuah laporan tahunan Senat AS mengecam catatan HAM Tiongkok.
"Hongkong mengalami kemunduran besar dalam pengembangan demokrasi setelah Tiongkok merusak pemilihan umum yang adil untuk memilih pemimpin eksekutif Hongkong pada 2017," kata Senator Sherrod Brown, Ketua Komisi Kongres-Eksekutif untuk Masalah Tiongkok.
Presiden Barack Obama, lanjut Brown, harus mendesak Presiden Tiongkok Xi Jinping terkait isu Hongkong saat kedua pemimpin bertemu di Beijing pada bulan depan. Pemerintah Tiongkok sendiri telah berulang kali memperingatkan komunitas internasional terkait peristiwa di Hongkong yang oleh Tiongkok dianggap sebagai masalah dalam negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.