Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/10/2014, 22:17 WIB
EditorErvan Hardoko
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan menteri pertahanan AS Leon Panetta mengatakan perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena buruknya pengambilan keputusan dalam pemerintahan AS saat ini.

Dalam wawancara dengan USA Today, Senin (6/10/2014), Panetta mengkritik Presiden Barack Obama yang tidak segera mempersenjatai pemberontak Suriah yang berhaluan moderat di tahap-tahap awal perang.

"Nampaknya kita sedang memulai sebuah perang 30 tahun yang bisa melebar ke Libya, Nigeria, Somalia dan Yaman," kata Panetta.

Panetta, yang pernah bekerja di masa pemerintahan Obama yang pertama, menyalahkan sejumlah keputusan yang dibuat Obama dalam tiga tahun terakhir.

Di antara keputusan-keputusan Obama yang dinilai salah adalah kegagalan sang presiden untuk memaksa pemerintah Irak mengizinkan sisa pasukan AS tetap bertahan di negeri itu setelah ditarik mundur pada 2011.  "Kondisi itu mengakibatkan adanya kekosongan keamanan," ujar Panetta.

Hal lain, lanjut Panetta, adalah penolakan Obama atas saran yang diajukan dirinya dan menteri luar negeri saat itu Hillary Clinton untuk mempersenjatai pemberontak Suriah.

"Saya selalu berpikir kami berada dalam posisi yang lebih baik jika mengetahui elemen-elemen moderat dalam pasukan pemberontak yang memerangi Presiden Bashar al-Assad," tambah dia.

Panetta melanjutkan, Obama kehilangan kredibilitasnya saat dia memperingatkan Assad agar tidak menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya namun gagal bertindak saat pemimpin Suriah itu "melanggar garis merah" tahun lalu.

Meski demikian, Panetta menyebut Obama masih memiliki waktu untuk memperbaiki kerusakan dengan memperlihatkan kepemimpinan dalam perang melawan ISIS yang sudah merebut sebagian wilayah Irak dan Suriah.

Panetta yang juga baru merilis bukunya "Worthy Fights: A Memoir of Leadership di War and Peace", mengkritik cara kepemimpinan Obama.

"Presiden Obama seringkali mengandalkan logika seorang guru besar ilmu hukum ketimbang gairah seorang pemimpin. Artinya, Obama menghindari pertempuran, mengeluh dan kehilangan kesempatan," ujar Panetta.

Namun, Panetta masih berharap Obama bisa mengubah gaya kepemimpinannya dalam sisa dua tahun masa jabatannya dan memperbaiki kesalahan yang sudah dibuatnya.

"Harapan saya, Presiden Obama mengetahui apa yang menjadi titik kritis dalam pemerintahannya. Dia harus sedikit keras dan mengatakan kita harus menyelesaikan masalah ini," pungkas Panetta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke