Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2014, 19:09 WIB
EditorErvan Hardoko
HONGKONG, KOMPAS.com - Bentrokan pecah, Jumat (3/10/2014), ketika warga Hongkong dan kelompok pro-Beijing mencoba menyingkirkan para aktivis pro-demokrasi dari jalanan yang mereka duduki.

Kondisi ini memperbesar kemungkinan aksi selama hampir sepekan itu akan berujung pada aksi kekerasan meski pemimpin kota itu berusaha untuk mendinginkan suasana.

Polisi bekerja keras untuk menjaga ketertiban di saat kedua kubu yang berseberangan terlibat bentrokan. Kelompok orang-orang yang lebih tua mencoba untuk membubarkan para pemuda yang berunjuk rasa.

Polisi kemudian membentuk barikade dan mengawal sejumlah pengunjuk rasa dari lokasi aksi mereka sementara ratusan orang berteriak-teriak ke arah para aktivis prodemokrasi. Sementara, para aktivis saling berpengangan tangan untuk mempertahankan wilayah yang mereka duduki menghadapi massa yang jumlahnya jauh lebih besar.

Benny Tai, pemimpin gerakan Occupy Central, mengeluarkan seruan agar para pengunjuk rasa kembali ke kawasan Admiralty, pusat pemerintahan Hongkong, tempat di mana aksi unjuk rasa ini diawali akhir pekan lalu.

Benny mengatakan kelompoknya yakin bisa menjamin keamanan para pengunjuk rasa jika mereka kembali ke kawasan Admiralty.

Aksi untuk rasa yang dimotori para pelajar dan mahasiswa ini sudah menduduki sejumlah ruas jalan di Hongkong sejak Jumat (26/9/2014). Mereka menuntut pemerintah Beijing tidak mengintervensi pemilihan calon pemimpin Hongkong yang akan digelar pada 2017.

Beijing sebelumnya memutuskan hanya para politisi yang dianggap loyak kepada pemerintah pusat yang boleh terlibat dalam pemilihan umum itu. Namun, sebagian warga Hongkong menginginkan proses pemilihan umum yang terbuka dan demokratis.

Sebagian warga Hongkong mendukung aksi para mahasiswa dan aktivis prodemokrasi itu dan mengecam polisi yang dianggap tidak melakukan banyak hal untuk melindungi para pengunjuk rasa. Namun, sebagian warga Hongkong lainnya mengeluhkan aksi yang sudah berlangsung sepekan itu karena dianggap mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.

"Aksi ini berdampak buruk terhadap perusahaan minyak wangi saya karena sulit mengantarkan barang ke kawasan itu," kata Ken Lai di kawasan sibuk Causeway Bay.

"Saya sangat tak suka mereka menduduki banyak kawasan di berbagai sudut kota. Saya juga warga Hongkong, mereka tak mewakili kami semua," tambah Ken.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com