Kondisi ini memperbesar kemungkinan aksi selama hampir sepekan itu akan berujung pada aksi kekerasan meski pemimpin kota itu berusaha untuk mendinginkan suasana.
Polisi bekerja keras untuk menjaga ketertiban di saat kedua kubu yang berseberangan terlibat bentrokan. Kelompok orang-orang yang lebih tua mencoba untuk membubarkan para pemuda yang berunjuk rasa.
Polisi kemudian membentuk barikade dan mengawal sejumlah pengunjuk rasa dari lokasi aksi mereka sementara ratusan orang berteriak-teriak ke arah para aktivis prodemokrasi. Sementara, para aktivis saling berpengangan tangan untuk mempertahankan wilayah yang mereka duduki menghadapi massa yang jumlahnya jauh lebih besar.
Benny Tai, pemimpin gerakan Occupy Central, mengeluarkan seruan agar para pengunjuk rasa kembali ke kawasan Admiralty, pusat pemerintahan Hongkong, tempat di mana aksi unjuk rasa ini diawali akhir pekan lalu.
Benny mengatakan kelompoknya yakin bisa menjamin keamanan para pengunjuk rasa jika mereka kembali ke kawasan Admiralty.
Aksi untuk rasa yang dimotori para pelajar dan mahasiswa ini sudah menduduki sejumlah ruas jalan di Hongkong sejak Jumat (26/9/2014). Mereka menuntut pemerintah Beijing tidak mengintervensi pemilihan calon pemimpin Hongkong yang akan digelar pada 2017.
Beijing sebelumnya memutuskan hanya para politisi yang dianggap loyak kepada pemerintah pusat yang boleh terlibat dalam pemilihan umum itu. Namun, sebagian warga Hongkong menginginkan proses pemilihan umum yang terbuka dan demokratis.
Sebagian warga Hongkong mendukung aksi para mahasiswa dan aktivis prodemokrasi itu dan mengecam polisi yang dianggap tidak melakukan banyak hal untuk melindungi para pengunjuk rasa. Namun, sebagian warga Hongkong lainnya mengeluhkan aksi yang sudah berlangsung sepekan itu karena dianggap mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.
"Aksi ini berdampak buruk terhadap perusahaan minyak wangi saya karena sulit mengantarkan barang ke kawasan itu," kata Ken Lai di kawasan sibuk Causeway Bay.
"Saya sangat tak suka mereka menduduki banyak kawasan di berbagai sudut kota. Saya juga warga Hongkong, mereka tak mewakili kami semua," tambah Ken.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.