Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiongkok Minta AS Tak Ikut Campur di Hongkong

Kompas.com - 02/10/2014, 14:51 WIB
HONGKONG, KOMPAS.COM - Para demonstran pro-demokrasi Hongkong menuntut pemimpin kota itu memenuhi batas waktu untuk mengundurkan diri pada Kamis (2/10/2014) ini, sementara Tiongkok memperingatkan AS agar tidak campur tangan dalam "urusan internal"-nya.

Para demonstran, yang telah menutup sentra-sentra penting kota di China bagian selatan itu selama empat hari, telah memberi waktu kepala eksekutif Leung Chun-ying sampai tengah malam hari ini untuk mundur atau menghadapi tindakan yang semakin meningkat.

Sementara itu di Washington, Beijing memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak ikut campur. Itu merupakan reaksi terkeras Tiongkok terhadap pendukung para demonstran di luar negeri terkait gerakan menuntut hak pilih langsung yang melanda kota itu. "Urusan Hongkong merupakan urusan internal Tiongkok," kata Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, kepada Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dalam sebuah konferensi pers. "Semua negara harus menghormati kedaulatan Tiongkok dan itu merupakan prinsip dasar yang mengatur hubungan internasional," tegas Wang.

Dia menambahkan, Beijing tidak akan menoleransi "tindakan ilegal yang melanggar ketertiban umum".

Kerry lalu menjawab dengan mendesak pemerintah Hongkong untuk "menahan diri dan menghormati hak para demonstran untuk mengekspresikan pandangan mereka secara damai."

Empat hari demonstrasi damai itu telah melibatkan puluhan ribu orang yang memenuhi jalan-jalan Hongkong saat mereka menuntut Beijing memberikan pemilihan umum yang bebas di kota semi-otonom itu. Para demonstran menganggap Leung seorang antek Beijing dan para pemimpin demonstran ingin agar ultimatum mereka dipenuhi Kamis ini. "Kami akan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang berbeda dalam beberapa hari ke depan, termasuk menduduki tempat-tempat lain seperti kantor-kantor pemerintah yang penting," kata Agnes Chow dari gerakan mahasiswa Scholarism. Seorang demonstran lain, Thomas Choi mengatakan kepada AFP, "Kami ingin berbicara dengannya secara langsung."

Para mahasiswa telah berada di garis depan dalam demonstrasi itu tetapi sejumlah orang lain telah memperluas barisannya sejak polisi anti huruhara menembakan gas air mata terhadap para demonstran pada Minggu malam, dalam adegan kacau yang memicu curahan dukungan.

"Kami perlu meningkat gerakan," kata seorang mahasiswa berusia 23 tahun, Jason Chan. "Jika kami tidak meningkatkan ke level berikutnya, gerakan ini akan sia-sia."

Namun sejumlah demonstran lain enggan untuk mengambil tindakan apapun yang bisa mendorong bentrokan dengan polisi. "Saya pikir kami harus menjaga sebuah revolusi damai ini," kata desainer pakaian Janice Pang. "Orang-orang Hongkong mungkin tidak mendukung kami jika kami melakukan sesuatu yang lebih ekstrim."

Para pengunjuk rasa marah atas penolakan pemerintah Beijing untuk mengizinkan pemilihan umum yang bebas dalam pemilihan pemimpin kota itu tahun 2017 mendatang. Beijing menegaskan bahwa hanya dua atau tiga calon yang telah diperiksa oleh komite pro-Beijing yang akan diizinkan untuk ikut serta dalam pemilihan.

Warga Hongkong menyebut hal itu sebagai "demokrasi palsu" dan menuntut Leung untuk mundur. Mereka juga menginginkan agar Beijing mengubah keputusannya.

Dalam gerakan yang dijuluki "revolusi payung", merujuk ke payung yang mereka gunakan untuk melindungi diri dari gas air mata, matahari dan hujan deras, para demonstran telah membuat kawasan penting kota itu macet, jaringan transportasi lumpuh, dan pusat bisnis tutup.

Seruan Tiongkok datang saat dukungan terhadap para demonstran muncul di seluruh dunia, dengan ribuan orang berpawai pada Rabu untuk mendukung aksi protes tersebut. Sekitar 4.000 orang turun ke jalanan di Taipei dan sekitar 2.00o orang di London berkumpul di luar kedutaan Tiongkok.

Warga Hongkong bersorak pada Rabu malam saat pesan dukungan dari seluruh dunia yang ditampilkan ke gedung utama pemerintah, termasuk dari simpatisan di daratan Tiongkok.

Chris Patten, gubernur terakhir Inggris di Hong Kong, mengatakan kepada radio BBC bahwa seluruh situasi itu telah "ditangani dengan sangat-sangat buruk". Ia  menyerukan kepada pihak berwenang untuk mengadakan konsultasi dengan para demonstran. "Saya pikir kita harus melakukan dialog untuk menggantikan gas air mata dan semprotan merica," katanya. Ia juga menambahkan bahwa Tiongkok mengingkari janjinya untuk memungkinkan kota itu mengelola urusan sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com