Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2014, 05:14 WIB
|
EditorHindra Liauw
HONGKONG, KOMPAS.com — Demonstrasi yang terjadi di Hongkong kini semakin meluas. Bahkan, saat ini suasana demonstrasi sudah diwarnai dengan adanya pengumpulan konsentrasi massa dan gerakan demonstran bertajuk "Occupy Central".

Occupy Central adalah sebuah gerakan demonstran untuk menyuarakan aspirasi dari elemen pro-demokrasi yang menuntut pemilihan umum langsung pada 2016 dan 2017.

Menyadari situasi yang semakin tak terkontrol dan juga menyadari banyaknya warga negara Indonesia (WNI) di negara ini, KJRI Hongkong memberi beberapa imbauan kepada para WNI.

"Kami mengimbau kepada seluruh WNI di Hongkong untuk berhati-hati dan mengindari daerah pusat konsentrasi massa pendemo," kata pihak KJRI Hongkong, Senin (29/9/2014).

Pihak KJRI mengimbau WNI untuk menghindari daerah yang rawan pusat konsentrasi massa, terutama di Distrik Admiralty, Causeway Bay, dan Mongkok. Seperti diketahui, daerah-daerah tersebut merupakan salah satu kawasan yang rentan terjadi bentrokan antara polisi dan demonstran.

Bahkan, Minggu (28/9/2014) lalu, polisi tak segan menembakkan semprotan merica dan gas air mata ke arah demonstran saat mereka memblokade jalan di kawasan tersebut.

WNI yang tinggal dan berkarya di Hongkong diminta tetap menaati peraturan hukum yang berlaku. Para WNI juga diminta untuk tidak ikut-ikutan berpartisipasi ke dalam pergerakan massa yang menjadi isu domestik Hongkong SAR dan Pemerintah Tiongkok.

"KJRI Hongkong sebagai perwakilan Republik Indonesia yang berada untuk wilayah akreditasi Hongkong dan Makau tidak akan berpartisipasi ke dalam berbagai bentuk kegiatan terkait dengan perkembangan domestik Hongkong dan tetap akan menghormati seluruh aturan hukum yang berlaku di Hongkong SAR," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com