Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota ISIS dari Indonesia dan Malaysia Bentuk Unit Militer

Kompas.com - 26/09/2014, 15:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.COM — Kaum militan dari Indonesia dan Malaysia yang sedang berperang di Suriah telah membentuk sebuah unit militer baru untuk para petempur ISIS berbahasa Melayu. Para pengamat pun cemas bahwa perkembangan baru itu dapat memperluas jangkauan mereka di Asia Tenggara.

Unit itu disebut Katibah Nusantara Lid Daulah Islamiyyah, atau Unit Kepulauan Melayu Negara Islam di Irak dan Suriah.

Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta dalam sebuah laporan memperkirakan bahwa unit baru itu memiliki setidaknya 22 anggota. Mereka berkumpul di kota Al-Shadadi, di Provinsi Hasaka, Suriah, pada awal bulan lalu, kata IPAC, seperti dikutip The Straits Times online, Jumat (26/9/2014).

Anggota militan asal Indonesia, Bahrum Syah, yang muncul dalam sebuah video perekrutan ISIS baru-baru ini, dan Rosikien Nur mem-posting sebuah foto tentang sebuah pertemuan di Facebook. Namun, halaman tersebut sejak saat itu telah ditutup. Demikian kata IPAC.

Para pengamat mengatakan, orang-orang itu tampaknya telah dipertemukan karena alasan bahasa dan media sosial. Banyak militan Indonesia kesulitan bergaul dalam unit-unit multinasional ISIS karena bahasa Arab dan bahasa Inggris mereka yang terbatas. "Kelompok ini dibentuk dengan tujuan untuk merekrut dan memfasilitasi orang-orang yang ingin pergi ke Suriah guna membela kekhalifahan Islam, dan untuk melancarkan serangan balasan terhadap pemerintah yang menindas pendukung khalifah," kata Robi Sugara dari Barometer Institute kepada The Straits Times.

Sejumlah pejabat mengatakan, ada lebih dari 50 warga negara Indonesia yang sedang bertempur di Suriah. Jumlah warga Malaysia yang bertempur di sana kurang lebih sama.

Ansyaad Mbai, Kepala Badan Nasional Penanggulan Anti-Terorisme Indonesia, Kamis, mengatakan bahwa dia belum dapat mengomentari unit baru itu. "Namun, perhatian utama kami tetap pada apa yang orang-orang yang berperang di sana akan lakukan ketika mereka kembali," katanya kepada The Straits Times.

Saat ditanya apakah mereka merupakan ancaman yang sama dengan yang dimunculkan anggota Jemaah Islamiyah (JI) dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang kembali setelah pelatihan di Afganistan tahun 1990-an, ia menjawab, "Pada intinya, mereka berbagi keyakinan dan tujuan yang sama."

IPAC pimpinan Sidney Jones itu mengatakan, tidak seperti sel Al-Ghuraba dari JI Asia Tenggara pada 1990-an, yang berbasis di Karachi, Pakistan, dan sesekali melakukan perjalanan ke Afganistan untuk melakukan latihan, para petempur ISIS punya pengalaman pertempuran langsung. IPAC mengatakan, jelas dari akun Facebook bahwa pendukung ISIS di Indonesia dan Malaysia saling berteman. Lembaga itu menambahkan, para anggota Katibah "bisa menjadi pelopor bagi kekuatan tempur yang akan mencapai Indonesia, Malaysia dan Filipina". Namun, sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa ada petempur Filipina dalam unit tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com