Mereka adalah para anggota keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang enam bulan lalu. Para kerabat korban itu menggelar peringatan dengan menggelar pembacaan puisi.
Sebagian yang datang tampak menangis, sementara yang lain tampak termenung murung. Suasana ini kontras dengan suasana perayaan festival musim gugur yang tengah digelar di Tiongkok hari-hari ini.
”Setiap hari adalah siksaan bagi kami. Saya mohon kepada orang-orang baik di luar sana, segeralah temukan anak saya,” ujar seorang perempuan bernama Zhang (55).
Dia berasal dari kota Harbin, Tiongkok timur laut. Sejak pesawat yang ditumpangi anak perempuannya itu hilang, 8 Maret silam, dia pindah ke Beijing.
Akan tetapi, acara peringatan yang tadinya berlangsung khidmat dan penuh keharuan itu tiba-tiba rusak ketika serombongan polisi Tiongkok masuk ke lokasi dan membubarkan acara.
Sontak kejadian itu memicu kemarahan para kerabat korban. Mereka berteriak, sementara aparat tampak tak peduli.
Aksi pembubaran macam itu bukanlah yang pertama kali terjadi. Sejak beberapa bulan terakhir, aparat tak segan-segan memukuli dan menangkap mereka yang berkumpul mempertanyakan nasib anggota keluarga mereka.
Bahkan, di antara mereka yang ditangkap terdapat anak- anak berusia empat dan enam tahun. Pihak keluarga korban semakin merasa pemerintah tak lagi berpihak kepada mereka.
Salah satu yang ditangkap adalah Dai Shuqin (61). Dai kehilangan adik perempuan dan keluarganya yang berada di dalam penerbangan naas tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.