Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Afrika: Cabut Larangan Bepergian ke Afrika!

Kompas.com - 09/09/2014, 03:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

Sumber AFP
Shutterstock Ilustrasi

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Uni Afrika mengatakan larangan melakukan perjalanan yang dilakukan untuk membendung wabah ebola yang mematikan harus dicabut. Larangan yang membatasi kegiatan perekonomian dikhawatirkan menambah beban penderitaan negara-negara di Benua Afrika.

"Negara-negara di Afrika sepakat akan mendesak semua negara anggota untuk segera mencabut larangan perjalanan. Dengan demikian, orang dapat berpindah antarnegara untuk melakukan perdagangan dan membuka aktivitas ekonomi," ujar kepala Komisi Uni Afrika Nkosazana Dlamini-Zuma, Senin (8/9/2014).

Keputusan ini diambil setelah para pemimpin melakukan pertemuan tertutup selama satu hari yang membahas soal virus Ebola.

Berbagai maskapai penerbangan berhenti melayani rute menuju negara-negara yang dilanda virus Ebola, seperti Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Beberapa maskapai tersebut, misalnya, British Airways dan Air France.

Sebelumnya, Presiden Gambia Yahya Jammeh melarang semua penerbangan yang berasal dari negara-negara yang terjangkit virus Ebola memasuki negeri itu.

Virus ebola sejauh ini telah membunuh setidaknya 1.900 orang di Afrika Barat sejak bulan Maret dan diperkirakan dalam 6-9 bulan mendatang akan menular pada 20.000 orang.

WHO mengatakan, untuk mengendalikan dan menghentikan virus ebola, setidaknya diperlukan dana 490 juta dollar AS (sekitar Rp 5,7 triliun).

Namun, Pejabat Senior PBB untuk Koordinasi Ebola David Nabarro menyatakan, total dana yang diperlukan bisa saja lebih tinggi. ”Setidaknya diperlukan 600 dollar AS (sekitar Rp 7 triliun), bahkan lebih, untuk mendukung negara-negara tersebut agar ebola bisa dikendalikan,” kata Nabarro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com