Feng Tai (31), nama perempuan itu, mengaku kepada polisi bahwa dia mencekik bayinya itu hingga pingsan di kediaman keluarganya sebelum memutilasi bayi itu dengan menggunakan pisau dapur.
"Saya melakukan itu dan tidak menyesalinya. Dia (si bayi) tak perlu menderita sekarang karena dia kini sudah bebas," kata Feng Tai seperti ditirukan polisi.
Saudara laki-laki perempuan itu, Feng Tsao (34), mengatakan, Feng Tai sudah lama menderita depresi sejak melahirkan bayinya dan sang suami bekerja jauh untuk jangka waktu yang lama.
"Keluarga telah membantunya. Keluarga suaminya juga membantu dia. Namun, dia sering kali terlihat sangat tertekan," kata Tsao.
"Dia memanggil saya di tengah malam dan mengatakan dia membunuh bayinya. Awalnya, saya tak percaya. Namun, saat saya datang ke kediamannya, dia memperlihatkan kepala bayinya. Sangat mengerikan," tambah Tsao.
Polisi kemudian menemukan jasad bayi itu dikubur di sebuah makam yang dangkal di halaman belakang kediaman Feng Tai.
"Ibu bayi itu sudah mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Namun, kondisi kesehatannya buruk dan kini sedang dalam pemeriksaan psikiater. Kami masih melanjutkan investigasi dan ayah bayi itu sudah diberi tahu," ujar juru bicara kepolisian kota Anguo.
Sang ayah, Liu Yen, yang berbicara lewat telepon kepada sebuah stasiun televisi lokal mengatakan, tragedi itu sangat mengguncang dirinya. Namun, dia tak memiliki pilihan lain untuk bekerja jauh dari rumah meski istrinya tak menyukai keputusannya.
"Kami membutuhkan uang, tetapi kini saya berharap saya tak pergi jauh dari rumah. Saya kini punya uang, tetapi kehilangan istri dan anak saya," ujar Liu Yen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.