Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutawan Australia Kurang Beramal Dibanding Jutawan Amerika

Kompas.com - 03/09/2014, 12:21 WIB
SYDNEY, KOMPAS.COM — Pemain-pemain besar di bidang bisnis di Australia, seperti Andrew Forrest dan Graeme Tuckwell, ingin agar sesama jutawan di Australia lebih banyak beramal, seperti jutawan di Amerika Serikat.

Forrest dan Tuckwell termasuk jutawan yang sering beramal dalam jumlah besar.

Tuckwell, yang mendirikan perusahaan ETF Securities, tahun lalu memberi sumbangan sebesar 50 juta dollar Australia pada Australian National University.

"Orang hanya akan beramal bila mereka memiliki sebuah proyek atau hal yang sangat mereka dukung dan gemari. Itulah yang terjadi pada kami," katanya.

Sementara itu, Andrew Forrest, pemain besar industri tambang dan pendiri Foretescue Metals, menjadi orang Australia pertama yang bersumpah untuk menyumbangkan kebanyakan hartanya.

Forrest dan Tuckwell berharap bahwa dengan beramal terang-terangan, langkah mereka akan diikuti jutawan-jutawan Australia lainnya. "Saya pernah diberi tahu bahwa sejak kami mengumumkan itu, lebih banyak orang yang juga ikut terang-terangan, dan itu mendorong orang-orang lain untuk turut serta. Itu bagus, tetapi di Australia, jalan masih panjang," ucap Tuckwell.

Forrest bercerita bahwa ia sendiri tergugah setelah melihat tokoh-tokoh seperti Bill Gates dan Warren Buffet dari Amerika dan Allan Myers yang juga dari Australia.

Mark Carnegie, pengusaha yang juga gemar beramal, bercerita bahwa yang menjadi pemicunya adalah anaknya sendiri, yang memiliki keterbatasan. Carnegie meminta agar pajak warisan diterapkan di Australia.

"Saya rasa sudah ada struktur bagus seputar keringanan pajak, tetapi saya juga merasa harus ada penalti terkait pewarisan uang dari satu generasi ke generasi berikutnya," ucapnya.

Lembaga amal Philanthropy Australia memperkirakan bahwa saat ini ada 3 miliar dollar Australia (Rp 28 triliun) yang tersimpan dalam yayasan-yayasan non-pemerintah. Tahun 2011, jumlahnya sekitar 2 miliar dollar Australia. Setidaknya, 5 persen dari jumlah itu disalurkan untuk amal tiap tahunnya.

Seiring makin banyaknya jutawan yang beramal terang-terangan, diharapkan orang Australia biasa pun makin murah hati.

Carnegie ingin agar Australia menandingi yayasan-yayasan milik perusahaan di Amerika, yang nilainya kira-kira 22 miliar dollar Australia. Sekitar seperempat dari jumlah tersebut disalurkan untuk amal tiap tahunnya.

Menurut Forrest, ada perbedaan budaya seputar amal antara Australia dan Amerika Serikat. "Mereka cenderung mengelu-elukan tokoh yang suka beramal. Maka dari itu, bila Anda sukses dalam bisnis, Anda diharapkan menjadi suka beramal."

Lucy Bernholz, pakar bidang amal dari Stanford University, menyatakan bahwa Australia bisa belajar dari Amerika Serikat perihal pembangunan infrastruktur dan pengetatan peraturan keuangan.

Kanada juga punya cerita sendiri terkait amal. Dalam rentang waktu dua puluh tahun, yayasan-yayasan milik komunitas nilainya mencapai 4 miliar dollar. Biasanya para pekerja negara tersebut menyumbang melalui yayasan macam itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com