Perempuan berusia 26 tahun itu diculik tahun lalu dengan tiga pekerja kemanusiaan lain di Suriah. Demikian dilaporkan harian The New York Post. Perempuan yang namanya dirahasiakan itu menjadi warga AS ketiga yang diketahui berada di tangan ISIS. Dua lainnya adalah jurnalis James Foley dan Steven Sotloff.
Selain meminta uang tebusan, ISIS juga meminta Aafia Siddiqui, seorang dokter ilmu saraf lulusan MIT, yang ditahan sejak 2010 karena dituduh merencanakan pembunuhan seorang pejabat AS.
Belum lama ini, ISIS mengancam akan membunuh para sandera asal AS untuk membalas serangan udara terhadap pasukannya yang bergerak maju di Gunung Sinjar dan ibu kota Kurdi, Arbil.
Sementara itu, ABC News mengabarkan pembebasan Siddiqui juga menjadi tuntutan kelompok lain yang tak menyukai kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. Namun, keluarga Siddiqui sejauh ini mencoba menjaga jarak dengan segala kaitan dengan ISIS.
"Kami meyakini perjuangan dengan cara damai dan terhormat. Mengaitkan Aafia (Siddiqui) dengan sebuah kelompok kekerasan melanggar semua yang kami perjuangkan," demikian isi surat keluarga Sidiiqui yang dipublikasikan sejumlah media.
"Kami sangat menghargai dukungan tulus mereka, yang seperti kami, ingin melihat Aafia bebas. Namun, kami tak setuju jika pembebasan Aafia dilakukan dengan cara apa pun. Kami tak bisa menerima jika putri atau saudari seseorang ikut menderita seperti Aafia," lanjut surat itu.
Mauri Saalakhan dari Yayasan Perdamaian dan Keadilan, yang sekaligus menjadi juru bicara keluarga Siddiqui, mengatakan, keluarga Siddiqui merasa tertekan saat memikirkan bahwa seseorang akan menderita karena Siddiqui.
"Mereka (keluarga) menentang itu. Dalam surat kepada ISIS, keluarga menjelaskan bahwa ini bukanlah caranya. Mengancam membunuh sandera bukanlah cara yang kami inginkan untuk membebaskan Siddiqui," ujar Saalakhan.
Pekan lalu, ISIS mengeksekusi jurnalis James Foley dan mengancam akan membunuh jurnalis AS lainnya, Steven Sotloff. Presiden AS Barack Obama sudah mengatakan Amerika tidak akan melupakan Foley dan bertekad akan memberi keadilan untuk jurnalis itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.