Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2014, 15:50 WIB
EditorErvan Hardoko
BAGHDAD, KOMPAS.com — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menuntut uang tebusan sebesar lebih dari Rp 81 miliar dan pembebasan seorang tersangka terorisme untuk ditukar dengan seorang perempuan AS yang diculik setahun lalu.

Perempuan berusia 26 tahun itu diculik tahun lalu dengan tiga pekerja kemanusiaan lain di Suriah. Demikian dilaporkan harian The New York Post. Perempuan yang namanya dirahasiakan itu menjadi warga AS ketiga yang diketahui berada di tangan ISIS. Dua lainnya adalah jurnalis James Foley dan Steven Sotloff.

Selain meminta uang tebusan, ISIS juga meminta Aafia Siddiqui, seorang dokter ilmu saraf lulusan MIT, yang ditahan sejak 2010 karena dituduh merencanakan pembunuhan seorang pejabat AS.

Belum lama ini, ISIS mengancam akan membunuh para sandera asal AS untuk membalas serangan udara terhadap pasukannya yang bergerak maju di Gunung Sinjar dan ibu kota Kurdi, Arbil.

Sementara itu, ABC News mengabarkan pembebasan Siddiqui juga menjadi tuntutan kelompok lain yang tak menyukai kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. Namun, keluarga Siddiqui sejauh ini mencoba menjaga jarak dengan segala kaitan dengan ISIS.

"Kami meyakini perjuangan dengan cara damai dan terhormat. Mengaitkan Aafia (Siddiqui) dengan sebuah kelompok kekerasan melanggar semua yang kami perjuangkan," demikian isi surat keluarga Sidiiqui yang dipublikasikan sejumlah media.

"Kami sangat menghargai dukungan tulus mereka, yang seperti kami, ingin melihat Aafia bebas. Namun, kami tak setuju jika pembebasan Aafia dilakukan dengan cara apa pun. Kami tak bisa menerima jika putri atau saudari seseorang ikut menderita seperti Aafia," lanjut surat itu.

Mauri Saalakhan dari Yayasan Perdamaian dan Keadilan, yang sekaligus menjadi juru bicara keluarga Siddiqui, mengatakan, keluarga Siddiqui merasa tertekan saat memikirkan bahwa seseorang akan menderita karena Siddiqui.

"Mereka (keluarga) menentang itu. Dalam surat kepada ISIS, keluarga menjelaskan bahwa ini bukanlah caranya. Mengancam membunuh sandera bukanlah cara yang kami inginkan untuk membebaskan Siddiqui," ujar Saalakhan.

Pekan lalu, ISIS mengeksekusi jurnalis James Foley dan mengancam akan membunuh jurnalis AS lainnya, Steven Sotloff. Presiden AS Barack Obama sudah mengatakan Amerika tidak akan melupakan Foley dan bertekad akan memberi keadilan untuk jurnalis itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com