Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Bisnis Energi Tantangan di MEA

Kompas.com - 21/08/2014, 19:23 WIB

KOMPAS.com - Pengelolaan bisnis energi menjadi salah satu tantangan saat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terwujud tahun depan. Catatan Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan ekspansi ekonomi ASEAN amat membutuhkan ketahanan energi utamanya minyak dan gas bumi. Kebutuhan energi untuk dua sektor itu ke depan bisa menanjak hingga rerata 30 persen hingga 2035 mendatang.

Catatan tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagaimana disampaikan Direktur Utama Firdaus Syahril, Kamis (21/8/2014). Menurutnya, BUMN yang dipimpinnya sudah tiga kali berturut-turut menyematkan Silver Winner dalam perhelatan tahunan BUMN Marketing Award untuk kategori taktis dan strategi pemasaran.

Firdaus mengatakan kebutuhan pasar yang berbeda membuat pihaknya membentuk lima unit bisnis strategi (SBU). Unit-unit itu, salah satu fokusnya adalah menjawab tantangan tingginya kebutuhan minyak dan gas bumi, khususnya di Indonesia. SBU dimaksud adalah Lepas Pantai, Minyak, dan Gas Bumi atau SBU OOG.

IEA sendiri mengatakan ketimbang negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia paling depan menyedot energi minyak dan gas bumi. Dari total kebutuhan energi di ASEAN, Indonesia menyerap 36 persen.

Sementara itu, pada 2013, SBU OOG membukukan penjualan 121 persen lebih besar ketimbang target perusahaan. Unit ini berhasil merampungkan proyek pilot  Engineering Procurement Construction Installation and Commissioning Onshore Receiving Facility (EPCIC ORF) Muara Karang dengan pekerjaan pemasangan pipa sepanjang 15 kilometer pada kedalaman 22 meter di bawah Laut Jawa.

Kemudian, imbuh Firdaus SBU Refinery and Petrochemical (R & P) berhasil mengembangkan teknologi dan membangun delapan pabrik pupuk sangat kompleks secara mandiri. Torehan ini mencatatkan Rekind sebagai satu-satunya perusahaan nasional dengan kemampuan tersebut.

Kemudian, SBU R&P juga sudah berhasil membangun fasilitas pengolahan minyak pertama di Indonesia melalui proyek Balongan Blue Sky. Proyek ini membuat Indonesia kali pertama tak mengimpor bahan bakar nonsubsidi sekaligus menjadi pionir pembangunan bahan bakar terbarukan yakni biodiesel dan bioethanol secara massal. Saat ini, SBU R&P tengah membangun pabrik ammonia urea di Sabah (SAMUR), Malaysia, milik Petronas Chemical.

Pengembangan bisnis model terintegrasi operasional dan nonoperasional membuat Rekind juga, terang Firdaus, memenangi proyek PLTP Ulubelu 3 & 4, serta PLTP Kamojang 5 melalui skema tender. Proyek-proyek itu sendiri merupakan kelanjutan PLTP Ulubelu 1 & 2, serta PLTP Kamojang 4.

Josephus Primus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Rekayasa Industri. Berdiri sejak 1981, PT Rekayasa Industri menjadi pionir bidang engineering, procurement, construction (EPC). Pada pameran BUMN Innovation Expo & Award di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta pada 27-30 Juni 2013, perusahaan mendapat penghargaan The Best Corporate Innovation Culture & Management (Silver Level) dari Kementerian BUMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com