Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Komando AS Gagal Bebaskan Wartawan yang Dipenggal ISIS

Kompas.com - 21/08/2014, 10:33 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.COM — Sebuah tim Operasi Khusus AS sudah mencoba untuk menyelamatkan James Foley, wartawan yang dipenggal ISIS, dan sejumlah warga Amerika lainnya yang disandera di Suriah dalam sebuah misi rahasia pada awal Juli lalu. Namun, operasi yang diotorisasi Presiden Barack Obama itu gagal. Demikian kata sejumlah pejabat senior AS, Rabu (20/8/2014).

Sehari setelah kaum militan Sunni itu menyebarkan video yang menunjukkan pemenggalan Foley di YouTube dan Twitter, sejumlah pejabat AS menggambarkan apa yang mereka sebut sebuah "operasi yang rumit" di mana puluhan pasukan komando diterjunkan ke daerah terpencil di Suriah. Badan-badan intelijen AS yakin beberapa sandera ditahan militan ISIS yang kini berganti nama menjadi Negara Islam di lokasi yang menjadi target.

Namun, ketika tim Operasi Khusus itu tiba di lokasi, para sandera tidak berada di sana. Para pejabat itu mengatakan, pasukan komando terlibat baku tembak dengan kaum militan, dan satu warga AS sedikit terluka ketika salah satu pesawat AS terbakar. Semua anggota tim kemudian berhasil dievakuasi. Para pejabat itu mengatakan, mereka yakin sejumlah teroris tewas dalam operasi tersebut.

"Upaya itu akhirnya tidak berhasil karena para sandera tidak berada di lokasi operasi," kata seorang pejabat senior pemerintah. "Kami jelas berharap operasi tersebut berhasil."

"Amerika Serikat telah berupaya melakukan operasi penyelamatan baru-baru ini guna membebaskan sejumlah sandera Amerika yang disekap di Suriah oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)," kata juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby, dalam sebuah pernyataan. "Operasi itu melibatkan komponen udara dan darat dan terfokus pada sebuah jaringan penculik tertentu di dalam ISIS."

Para pejabat AS itu tidak membeberkan berapa banyak sandera yang mereka upayakan untuk diselamatkan atau memberikan nama orang-orang yang mereka yakin sedang disandera kaum militan.

Pemerintah AS mengatakan, keputusan memberikan informasi tentang upaya penyelamatan itu dibuat karena sejumlah organisasi media telah siap untuk mengungkapkan pelaksanaan misi tersebut. Para pejabat itu mengatakan, mereka menjaga kerahasiaan misi itu selama berapa minggu dalam upaya untuk "menjaga peluang" bisa melakukan operasi penyelamatan lain.

Para pejabat itu tidak akan memberikan lokasi persis misi tersebut, tetapi menegaskan bahwa jika operasi itu terjadi di atau dekat wilayah berpopulasi padat, hal itu mungkin sudah lama ketahuan. Para pejabat itu juga menolak untuk menggambarkan lokasinya. Mereka mengatakan, sebagian kaum militan di lapangan mungkin belum menyadari bahwa misi itu merupakan sebuah upaya penyelamatan sandera.

Pemerintah AS tidak tahu apakah para sandera tidak pernah berada di lokasi yang ditunjuk intelijen itu, atau apakah mereka telah dipindahkan sebelum tim Amerika tiba. "Yang benar adalah kami tidak tahu," kata seorang pejabat. "Ketika kami tiba di sana, mereka tidak ada. Kami tidak tahu mengapa."

Misi tersebut diotorisasi Obama setelah pihak intelijen menyarankan sebuah lokasi di mana para sandera ditahan, kata para pejabat itu.

Misi tersebut dilakukan pasukan gabungan, yang mencakup anggota dari semua badan militer. Para tentara Operasi Khusus itu, sekitar dua puluhan orang, diterjunkan ke lokasi melalui helikopter dan didukung oleh sejumlah helikopter dan pesawat tempur di atas mereka.

"Kami yakin ada sejumlah militan ISIS jadi korban akibat operasi itu," kata seorang pejabat.

Tentang kegagalan misi itu, seorang pejabat mengatakan, intelijen bukan "ilmu pasti". Ia ingin menggambarkan sebuah "prosedur berlapis" di mana badan-badan intelijen membangun sebuah gambaran tentang di mana mereka yakin para sandera mungkin berada. "Itu terbagun dari waktu ke waktu," kata seorang pejabat senior pemerintah. "Kami tidak pernah melupakan nasib para sandera. Kami tidak pernah berhenti, tidak pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan informasi tentang mereka."

Para pejabat itu mengatakan, pemerintah telah terus berhubungan dengan anggota keluarga dari mereka yang ditahan militan selama tahun-tahun dan "secara konsisten dan teratur memberi tahu mereka informasi tentang upaya untuk menemukan para sandera. Keluarga-keluarga itu telah diberi tahu tentang usaha penyelamatan terbaru tersebut, kata para pejabat itu, tetapi tidak mengatakan kapan mereka diberi tahu. "Mereka diberi tahu segera setelah kami merasa secara operasional kami bisa melakukannya," kata seorang pejabat.

Wartawan Amerika James Foley diculik di Suriah utara pada November 2012. Video eksekusinya, yang dirilis Selasa, juga menunjukkan seorang reporter AS yang lain, yaitu Steven Sotloff, yang tampilkan di layar televisi. Sotloff diperlihatkan dalam kondisi masih hidup. Namun, kaum militan itu mengancam bahwa nasibnya sangat bergantung pada keputusan Obama untuk tidak melanjutkan serangan terhadap posisi ISIS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com