Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2014, 06:06 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Intelijen Amerika Serikat, Selasa (19/8/2014), tengah berusaha memastikan keaslian video yang disebut memperlihatkan seorang wartawan asal negara itu dipenggal oleh anggota gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Video itu juga menampilkan sosok seorang wartawan lain, yang hidupnya disebut bergantung pada kebijakan Amerika Serikat.

"Kami telah melihat video yang disebut sebagai pembunuhan warga AS, James Foley, oleh ISIS," kata Juru Bicara Wakil Dewan Keamanan Nasional Caitlin Hayden. James Foley adalah reporter asal Amerika Serikat berumur 40 tahun.

"Intelijen akan bekerja secepat mungkin untuk memastikan asli atau tidaknya video tersebut," lanjut Hayden. "Bila (video itu) asli, kami terkejut dengan pembunuhan brutal atas wartawan Amerika yang tak bersalah, dan kami menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga dan teman-temannya."

Unggahan video di YouTube dengan mengatasnamakan ISIS memperlihatkan adegan pemenggalan Foley, wartawan yang hilang pada November 2012 dalam peliputan di Suriah. Pesan video itu adalah penghentian serangan militer Amerika Serikat ke Irak.

Foley terlihat berlutut di samping seseorang yang berpakaian serba hitam. Dia terlihat membaca pesan tertulis yang mengatakan bahwa pembunuh dirinya yang sejati adalah Amerika.

Dalam video itu, Foley juga menyampaikan harapannya, "Saya berharap bisa punya lebih banyak waktu. Saya berharap bisa punya harapan untuk bebas dan bertemu keluarga saya sekali lagi."

Video itu menampakkan pula sosok jurnalis lain asal Amerika Serikat, yang diyakini adalah Steven Sotloff. Kontributor untuk Time tersebut diculik di Suriah pada 2013. Salah satu sosok milisi dalam video itu mengatakan, hidup wartawan ini akan bergantung pada kebijakan berikutnya dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama soal ISIS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ,CNN,Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com