Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Timur Tengah Picu Gelombang Rasialisme di Australia

Kompas.com - 13/08/2014, 10:07 WIB
SYDNEY, KOMPAS.com — Kalangan akademisi dan organisasi kemasyarakatan menyatakan khawatir atas meningkatnya "gelombang rasialisme" di Australia dipicu oleh ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.

Profesor Andrew Jakubowicz, sosiolog dari University of Technology di Sydney, mengatakan, meningkatnya rasisme mulai terlihat belakangan ini.

Menurut Prof Jakubowicz, salah satu masalahnya adalah justru pernyataan dari Jaksa Agung Australia George Brandis, yang menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk fanatik dalam pandangannya terhadap orang lain.

"Hak menjadi fanatik seperti itu, dan mengatakan apa yang Anda ingin katakan tentang orang lain, inilah yang saya maksud dengan adanya gejala rasialisme yang meningkat," ujar Prof Jakubowicz.

Ketua Dewan Eksekutif Yahudi Australia Robert Goot mengemukakan, hubungan sosial di Australia menghadapi ancaman. "Keharmonisan, yang menjadi anugerah selama beberapa dekade di Australia, sekarang menghadapi ancaman," kata Goot. "Paling tidak, itu yang dialami komunitas Yahudi, dan saya kira, itu juga yang dialami komunitas Muslim."

Ia memperkirakan, serangan rasial akan terjadi terhadap umat Muslim di Australia terkait dengan ketegangan di Timur Tengah.

Menurut Goot, media sosial sangat berperan menyebarluaskan sentimen rasialisme.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Muslim Lebanon Samier Dandan mengatakan, kepemimpinan politik sangat dibutuhkan. "Kita melihat pemerintah lebih suka reaktif daripada proaktif dalam menyelesaikan akar permasalahan mengapa anak-anak muda terdorong menjadi fundamentalis atau para akademisi yang terdorong menjadi radikal di semua golongan dan agama," katanya.

Pengurus Federasi Dewan Komunitas Etnis Australia, Eugenia Grammatikakis, menyatakan semakin perlunya pendidikan mengenai hubungan rasial.

"Multikulturalisme telah terbukti membuahkan hasil yang baik bagi Australia. Namun, yang perlu dilakukan sekarang adalah memastikan tersedianya sarana dan inisiatif pendukung," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com