Pria itu langsung ditempatkan di ruang isolasi RS Mount Sinai setelah terlihat menderita demam dan masalah pencernaan. "Pria ini pernah bepergian ke salah satu negara Afrika barat lokasi wabah ebola terjadi," kata presiden RS Mount Sinai, David Reich.
Meski demikian, Reich menegaskan, langkah yang diambil staf rumah sakit adalah sebuah langkah pencegahan dan kondisi pria itu kemungkinan besar hanyalah sebuah masalah kesehatan biasa.
"Namun untuk berjaga-jaga maka kami akan memastikan dulu bahwa pria ini tidak terjangkit virus ebola," tambah Reich.
Sampel darah pria itu kini seang diperiksa oleh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta dan hasilnya akan diperoleh dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Sementara itu, seluruh rumah sakit dan bandara di berbagai penjuru dunia kini mewaspadai siapa pun yang menunjukkan gejala yang diidap penderita penyakit yang sudah menewaskan 887 orang di Afrika barat.
Seseorang yang terjangkit virus ebola akan menderita demam, muntah-muntah, sakit kepala hebat, nyeri otot, dan pendarahan hebat yang biasanya diakhiri dengan kematian penderita.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.