Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Kurdi Pukul Mundur Milisi ISIS

Kompas.com - 05/08/2014, 14:26 WIB
BAGHDAD, KOMPAS.COM - Direktur Bendungan Mosul yang merupakan bendungan terbesar di Irak membantah laporan yang beredar Senin (4/8/2014) kemarin yang menyatakan tempat itu sudah dikuasai milisi Negara Islam. Abdul Khaliq al-Dabbagh, direktur bendungan yang dijadikan pembangkit tenaga listrik itu, mengatakan pasukan Kurdi akhirnya mematahkan serangan milisi Negara Islam ke tempat itu.

Al-Dabbagh mengatakan, Negara Islam, yang sebelumnya bernama Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, telah dipukul mundur setelah sempat mencapai akses ke kompleks perumahan para karyawan yang bekerja di bendungan yang terletak di sebelah utara Mosul, kota terbesar kedua di Irak.

Laporan yang bertentangan tentang siapa yang mengendalikan bendungan di Sungai Tigris itu bermula pada Minggu di tengah berita tentang pertempuran sengit antara para petempur ISIS dan pasukan Kurdi, yang dikenal sebagai Peshmerga. Seorang komandan Kurdi mengatakan kepada CNN pada hari Minggu bahwa ISIS telah mengambil alih bendungan itu, walau para karyawan tetap berada di dalam bendungan. Namun Al-Dabbagh mengatakan, Peshmerga mempertahanan posisi mereka sampai bala bantuan tiba pada Senin pagi.

ISIS, yang dikenal karena membantai puluhan orang dan melakukan eksekusi terbuka, penyaliban dan berbagai tindakan keji lainnya, telah mengambil alih wilayah luas di Irak utara dan barat dalam upaya kelompok itu untuk mendirikan negara Islam yang membentang dari Suriah hingga Irak.

PBB di Irak telah memperingatkan bahwa sedikitnya 200.000 Warga sipil terjebak dalam kondisi memprihatinkan setelah Negara Islam dan kelompok-kelompok bersenjata yang terkait dengannya "mengendalikan hampir seluruh wilayah Sinjar dan Tal Afar" di Provinsi Niniwe di Irak utara, termasuk beberapa ladang minyak kecil yang berbatasan dengan daerah Otonomi Kurdi Irak.

Sebagian besar orang yang melarikan diri dari daerah itu adalah kaum minoritas Yezidis Kurdi, sebuah sekte keagamaan kuno yang punya kaitan dengan Islam, Kristen dan Yahudi. Menurut PBB, sejumlah besar dari mereka telah mengungsi di pegunungan Jabal Sinjar.

Pasukan Kurdi bertempur dengan ISIS dalam upaya untuk merebut kembali Sinjar, sebuah kota kecil yang dihuni sekte Yezidi, pada Senin. Kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran dari rumah ke rumah dalam sejumlah pertempuran sengit sejak jatuhnya Mosul ke kelompok militan itu Juni lalu, kata seorang komandan tentara Kurdi.

Masih menurut komandan Kurdi itu, kedua pihak menggunakan senjata berat. Pertempuran juga dilaporkan terjadi di kota perbatasan Rabia. Orang-orang Kurdi Suriah bergabung dalam pertempuran melawan kaum militan Negara Islam.

Sementara itu, menurut sebuah laporan di situs pemerintah, Kepala Pemerintah Daerah Kurdistan, Massoud Barzani, mengatakan sekelompok pemimpin sekte Yezidi melakukan pemerintahnya untuk membebaskan Sinjar. Barzani mengatakan, Kurdi telah berjuang tanpa bantuan pemerintah Irak atau masyarakat internasional.

Departemen Luar Negeri AS, Minggu, mengatakan, pihaknya secara "aktif memantau situasi" di Sinjar dan Tal Afar, dan mengatakan bahwa AS mendukung pasukan keamanan Irak dan Peshmerga dalam pertempuran melawan Negara Islam. "Serangan selama 48 jam terakhir di wilayah sepanjang perbatasan Otonomi Kurdistan Irak dan berfokus pada kota-kota dan desa-desa yang dihuni kaum minoritas yang rentan, sekali lagi menunjukkan bahwa organisasi teroris ini merupakan ancaman mengerikan bagi semua rakyat Irak, seluruh wilayah dan masyarakat internasional" kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, dalam sebuah pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com