Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2014, 08:43 WIB


DEN HAAG, KOMPAS.com
 — Seorang ibu yang hancur hatinya karena kecelakaan pesawat Malaysia Airlines berkode penerbangan MH17, Minggu (20/7/2014), menyeru Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulangkan anak-anaknya yang menjadi korban dalam tragedi itu.

"Kirim anak-anak saya pulang...," ujar Silene Fredriksz lirih ke kumpulan bunga di bagian kiri Bandara Schiphol, di Amsterdam, Belanda, untuk para korban pesawat yang jatuh di wilayah timur Ukraina pada Kamis (17/7/2014) itu.

Kemarahan mulai menyeruak di Belanda dari keluarga para korban, menyusul tak kunjung adanya kejelasan tentang kondisi, lokasi, dan waktu pemulangan jasad sanak kerabat yang menjadi korban dalam kecelakaan itu.

Fredriksz membawa serta foto anaknya, Bryce (23), dan pacarnya, Daisy (20), sembari terus meratap memohon jasad mereka segera dipulangkan. "Dua puluh tiga dan dua puluh tahun!" seru dia. "Mereka tergeletak di suatu tempat. Aku tidak tahu di mana mereka."

"Saya ingin mengatur pemakaman mereka. (Namun), saya tidak bisa. Saya tidak tahu di mana mereka berada. Saya ingin mereka kembali. Saya ingin anak saya kembali."

Kepada orang-orang di sekitarnya, Fredriksz melambai-lambaikan foto yang dibawanya, "Lihatlah, betapa eloknya mereka. Mereka harus kembali...." Dia pun mengulang-ulang kalimat, "Mr Putin, kirim anak-anak saya pulang, kirim mereka pulang, please...."

Di seantero Belanda, upacara duka digelar untuk tragedi ini. Bunga dan pesan dukacita juga banyak ditemukan di depan Kedutaan Besar Belanda di Kiev, Ukraina. Kemarahan di Kiev juga dipicu dugaan keterlibatan Rusia dalam tragedi ini.

Lebih dari setengah 298 orang tewas di pesawat itu adalah warga negara Belada. Semula, kesedihan masih tertahankan oleh para kerabat. Namun, pemberitaan yang menyebutkan kemungkinan perusakan barang bukti dan penghilangan jenazah para korban tak pelak menyulut kemarahan keluarga.

Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans mengatakan kepada Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Sabtu (19/7/2014), bahwa negaranya marah dengan tragedi ini, dan semakin marah dengan perkembangan pemberitaan dari lokasi jatuhnya pesawat.

Banyak negara mulai mengarahkan telunjuk ke Rusia untuk bertanggung jawab atas tragedi ini karena dukungan Negeri Beruang Merah itu kepada para milisi Ukraina pro-Moskwa, baik berupa peralatan maupun dukungan, bahkan untuk kemungkinan keterlibatan langsung dalam peluncuran rudal yang menjatuhkan pesawat itu.

Desakan untuk memenuhi janji akses tak terbatas ke lokasi kecelakaan bagi penyidik internasional terus menguat. Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan mitranya di Belanda, Mark Rutte, pada Sabtu menyatakan bahwa Uni Eropa harus mempertimbangkan ulang pendekatan mereka ke Rusia bila negara tersebut terbukti terlibat dalam penembakan pesawat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com