Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Mendorong Gencatan Senjata untuk Gaza...

Kompas.com - 21/07/2014, 05:57 WIB

DOHA, KOMPAS.com - Saat ini, sejumlah aktivitas tengah berlangsung untuk menghentikan serangan militer Israel di Gaza, Palestina, sekalipun untuk sementara.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat soal Gaza, beberapa saat lagi, Minggu (20/7/2014) malam waktu setempat atau Senin (21/7/2014) pagi WIB.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon sudah dalam perjalanan untuk bertemu dengan banyak pemimpin negara di Timur Tengah, khusus untuk membahas Gaza.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, saat ini juga berada di Doha, Qatar, untuk bertemu Ban setelah sebelumnya bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.

Abbas juga dijadwalkan bertemu dengan pemimpin politik Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal, yang berada di Qatar.

Sementara itu, pemimpin Hamas juga sudah bertandang ke Kuwait untuk membahas masalah Gaza dengan Emir Sabah al-Ahmad Al-Sabah, menurut berita dari kantor berita Kuwait, KUNA.

Kuwait merupakan salah satu tulang punggung inisiatif Kairo untuk mengakhiri serangan Israel di Gaza yang saat ini berlangsung di depan mata dunia.

Kementerian Luar Negeri Kuwait pun mendesak komunitas internasional untuk turut menekan Israel menghentikan agresinya terhadap rakyat Palestina di tanah moyang tiga agama samawi itu.

Hamas dalam pernyataannya menyatakan juga sudah menerima undangan untuk bertemu para pemimpin negara kawasan itu di Kairo, untuk membahas gencatan senjata.

Kairo sebelumnya mengusulkan penghentian pertempuran tapi Hamas menolak. Hamas sempat menolak proposal yang diajukan tanpa pernah ada pembicaraan dengan mereka terlebih dahulu.

Sebaliknya, Israel sempat menerima proposal ini tetapi sehari sesudah pernyataan itu mereka kembali membombardir gaza dengan senjata mutakhir yang dimiliki.

Belakangan, Hamas bersedia melakukan gencatan dengan mengajukan sejumlah syarat, termasuk pencabutan 8 tahun blokade Israel di Gaza.

Syarat lain yang diajukan Hamas adalah pembukaan perbatasan Rafah dengan Mesir, dan pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang kembali ditahan oleh Israel dalam beberapa pekan terakhir.

Hamas juga menginginkan Turki dan Qatar terlibat dalam negosiasi gencatan senjata apapun yang diusulkan untuk kawasan ini. Hubungan antara Mesir dengan Turki dan Qatar cukup tegang karena dukungan kedua negara untuk gerakan Ikhwanul Muslimin yang dilarang di Mesir.

Sebelumnya, dari Doha, Ban mengutuk aksi Israel di Shejaiya, di dekat Gaza City, Minggu. Serangan seharian di kota ini, menewaskan 62 warga dan melukai tak kurang dari 250 warga lain.

"Sementara saya dalam perjalanan ke Doha, puluhan warga sipil tewas termasuk anak-anak dalam serangan Israel di Shejaiya. Saya mengutuk tindakan mengerikan ini," ujar Ban.

"Israel harus menahan diri secara maksimum dan bertindak jauh lebih banyak untuk melindungi warga sipil," imbuh Ban.

Ban menambahkan, Israel harus menghormati hukum humaniter yang "mengharamkan" penyerangan ke fasilitas sipil dan penerapan syarat ketat untuk penyerangan ke fasilitas sipil bila benar-benar ada indikasi kuat pemanfaatan militer di sana.

"Terlalu banyak orang tak berdosa yang mati ... (dan) hidup dalam ketakutan di pantai sempit di jalur (Gaza) yang diperintah gerakan Islam Hamas," lanjut Ban.

Setidaknya 438 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza, lebih dari sepertiga dari mereka wanita dan anak-anak, menurut petugas medis.

Sementara itu, Israel mengatakan 13 tentaranya tewas dalam serangkaian serangan di Gaza pada hari Minggu dalam operasi darat besar-besaran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com