Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Sejumlah Kecelakaan Pesawat Terbang Paling Fatal

Kompas.com - 18/07/2014, 00:01 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber CNN
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Sejauh ini keberadaan pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines yang hilang di perairan Vietnam belum ditemukan.

Apa pun yang akan terjadi, insiden ini seakan menjadi pengingat sejarah panjang dunia penerbangan yang beberapa kali diselingi kecelakaan yang memakan ratusan korban jiwa.

Berikut sejumlah catatan terkait musibah udara fatal yang mengakibatkan sedikitnya 200 orang tewas di tiap insidennya.

3 Maret 1974: Sebanyak 346 orang tewas saat pesawat DC-10 milik maskapai Turkish Airlines mengalami dekompresi mendadak tak lama setelah tinggal landas dari Paris, Perancis, dan jatuh di taman Ermeonville, Perancis.

27 Maret 1977: Sebuah Boeing 747 milik maskapai Belanda KLM gagal tinggal landas dari Bandara Los Rodeos Tenerife, Spanyol, dan menghantam sebuah Boeing 747 milik Pan American World yang masih berada di landas pacu. Korban tewas dari dua pesawat itu mencapai 574 orang.

25 Mei 1979: Sayap kiri DC-10 milik American Airlines terlepas saat hendak tinggal landas dari Bandara Internasional O'Hare, Chicago, AS. Akibatnya, pesawat itu jatuh dan menewaskan 275 orang penumpang dan awak, serta tiga orang lainnya di darat.

28 November 1979: Sebanyak 275 orang tewas saat sebuah DC-10 Air New Zealand menabrak Gunung Erebus di Antartika. Kecelakaan itu diyakini akibat kesalahan navigasi.

12 Agustus 1985: Sebanyak 520 orang tewas ketika Boeing 747 milik Japan Airlines penerbangan 123 jatuh tak lama setelah tinggal landas dari bandara Tokyo. Ajaibnya, empat orang penumpang selamat dari tragedi itu.

26 Mei 1991: 12 menit setelah tinggal landas, Lauda Air dengan nomor penerbangan 004 mengalami kemacetan di udara. Pesawat jenis Boeing 767 itu lalu jatuh 112 kilometer di barat laut Bangkok, Thailand, menewaskan semua 223 penumpang dan kru.

11 Juli 1991: Roda pendarat pesawat DC-8 Nigeria Airways terbakar tak lama setelah tinggal landas dari Jeddah, Arab Saudi. Pesawat itu gagal kembali ke bandara dan jatuh menukik dari ketinggian 10.000 kaki, menewaskan 261 penumpang dan awaknya.

26 April 1994: Pilot China Airlines penerbangan 140 memberitahu menara pengawas di Bandara Nagoya, Jepang, bahwa pesawatnya tak jadi mendarat dan akan mengulang pendaratan. Namun, terjadi kesalahan dan tak lama kemudian Airbus A300 itu jatuh dan menewaskan 264 orang penumpang dan awaknya.

17 Juli 1996: Pesawat TWA 800 meledak di udara tak lama setelah tinggal landas dari Bandara Internasional John F Kennedy, New York. Semua penumpang dan awaknya tewas. Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyimpulkan, ledakan berasal dari hubungan pendek arus listrik di dekat tangki bahan bakar di sayap sebelah kanan.

12 November 1996: Sebuah Boeing 747 milik Saudi Arabian Airlines bertabrakan dengan IL-76 milik Kazakhstan Airlines di atas bandara New Delhi, India, yang menewaskan 349 penumpang dan awak di kedua pesawat naas itu.

6 Agustus 1997: Penerbangan 801 dari Seoul, Korea Selatan, sudah hampir tiba di Guam saat pesawat itu jatuh ke sebuah hutan. Pesawat Boeing 747 itu hancur menewaskan 228 orang, sementara 26 orang lainnya selamat.

26 Agustus 1997: Airbus A300 milik Garuda Indonesia penerbangan 152 jatuh di Buah Nabar, menewaskan 234 orang. Tiga tahun kemudian KNKT menyatakan bahwa kecelakaan itu disebabkan hubungan pendek arus listrik yang memicu ledakan di tangki bahan bakar.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com