"Kami tidak menerima surat yang menyatakan itu (gencatan senjata) dari orang-orang Mesir. Itu berarti (gencatan senjata) sebuah inisiatif untuk media. Itu bukan inisiatif politik," kata Osama Hamdan.
Ia mengatakan kepada CNN, "Hal itu tidak benar-benar sebuah inisiatif. Itu bukan benar-benar sebuah gagasan, apa yang mereka coba lakukan adalah untuk menyudutkan Palestina dan lebih membantu Israel."
Sementara itu, kabinet Israel akan mengadakan rapat pada Selasa (15/7/2014) pagi waktu setempat untuk mempertimbangkan usulan gencatan senjata yang bisa memberikan terobosan dalam krisis yang sedang berlangsung itu.
Proposal yang diajukan Mesir ini mendesak semua pihak untuk menghentikan permusuhan di Gaza. Proposal itu juga menyerukan pembukaan perbatasan, setelah situasi keamanan stabil dan pembicaraan tingkat tinggi di antara mereka yang terlibat.
Sejumlah pejabat senior Israel mengatakan, proposal tersebut akan dipertimbangkan dengan sangat serius.
Walau Hamas pesimistis, perunding Palestina, Saeb Erakat, sebaliknya merasa optimistis. Saeb Erakat mengatakan, dia berharap bahwa "kami dapat melihat sejumlah tanda yang nyata dan serius mengenai kemungkinan gencatan senjata dalam 12-24 jam ke depan."
"Saya tahu beberapa pemimpin lain di Hamas yang mengatakan bahwa kami tidak menutup pintu terhadap setiap inisiatif gencatan senjata," katanya.
Hingga Senin, jumlah korban tewas dari serangan udara Israel di Gaza yang sudah berlangsung selama hampir seminggu ini telah mencapai 186 orang. Semua korban adalah warga Palestina. Adapun jumlah korban luka mencapai 1.390 orang. Angka tersebut berdasarkan data pihak medis Otoritas Palestina.
Jumlah korban tewas saat ini lebih besar dibanding jumlah korban tewas selama perang 2012 di Gaza.
"Kami menyambut baik seruan Mesir untuk mengadakan gencatan senjata dan berharap itu akan mengarah pada pemulihan ketenangan sesegera mungkin," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, yang menggambarkan bahwa situasi saat ini berbahaya dan begolak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.