Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaza Kian Membara, AS Tawarkan Jadi Penengah Gencatan Senjata

Kompas.com - 11/07/2014, 09:21 WIB
GAZA CITY, KOMPAS.com — Pesawat-pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan mematikan di Gaza pada Jumat (11/7/2014), tetapi serangan itu gagal menghentikan militan Palestina menembakkan roket melintasi perbatasan. Pada saat yang sama, Amerika Serikat (AS) menawarkan bantuan untuk menegosiasikan sebuah gencatan senjata.

Saat kekerasan memburuk, Presiden AS Barack Obama menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Obama mengatakan bahwa pemerintahnya bersedia untuk menengahi sebuah proses gencatan senjata. Obama mengatakan, ia khawatir pertempuran bisa meningkat dan "menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan segala sesuatu yang mereka bisa demi melindungi kehidupan warga sipil," kata Gedung Putih.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, Kamis, juga meminta adanya gencatan senjata segera. Ia menyampaikan hal itu dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan. Ban mengatakan, gencatan senjata kini "lebih mendesak daripada sebelumnya".

Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengeluarkan imbauan serupa dalam sebuah pembicaraan telepon kepada Netanyahu. Ia mendesak segera diakhirinya pertumpahan darah dan mengekspresikan keprihatinan atas jatuhnya korban sipil.

Namun, Israel tampaknya bertekad untuk melakukan pukulan yang fatal terhadap gerakan Islam Hamas yang menguasai Gaza. Netanyahu dilaporkan telah mengatakan bahwa pembicaraan gencatan senjata "bahkan tidak ada dalam agenda".

"Kami masih menghadapi operasi yang sulit, kompleks, dan rumit," kata Netanyahu setelah sebuah pertemuan kabinetnya.

Serangan udara Israel menewaskan lebih dari 30 warga Palestina hanya pada Kamis, banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Hamas, kelompok Palestina yang berkuasa di Gaza, juga tampaknya tidak tertarik untuk menghentikan aksinya. Kelompok itu, dengan roket-roketnya, terus melancarkan serangan yang lebih jauh ke dalam wilayah Israel selama 48 jam terakhir. Roket-roket jatuh dekat Jerusalem dan Tel Aviv, bahkan lebih jauh lagi, yaitu di Hadera, 116 kilometer ke utara.

Anggota senior Hamas dan mantan Perdana Menteri Gaza Ismail Haniya mengesampingkan langkah mundur oleh gerakan Islam itu. "Musuh (Israel) adalah pihak yang memulai agresi ini dan dia harus berhenti, karena kami (hanya) membela diri," kata Haniya dalam sebuah pernyataan pada Jumat pagi.

Sirene meraung-raung di Jerusalem untuk kali kedua pada Kamis dan serangkaian ledakan keras bergema di seluruh kota saat sistem anti-rudal Iron Dome menembak jatuh dua roket yang ditembakkan dari Gaza, kata militer. Dua roket lain jatuh di daerah kosong di Tepi Barat yang diduduki, satu jatuh dekat permukiman Maaleh Adumim, dan yang lainnya mendarat di dekat Ofer, sebuah penjara militer Israel di sebelah barat Ramallah, kata sejumlah saksi dan pejabat keamanan kepada AFP.

Sejak awal operasi Israel pada Selasa dini hari, sekitar 90 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 500 orang luka-luka, kata juru bicara layanan darurat Gaza, Ashraf al-Qudra.

Karena jumlah korban di Gaza terus naik, Mesir kemudian membuka perbatasan Rafah. Sejumlah rumah sakit di Sinai utara disiagakan untuk menerima orang-orang yang terluka, kata kantor berita Mesir, MENA.

Kekerasan tersebut telah membuat jalan-jalan dari Kota Gaza ke Tel Aviv kosong. Warga Israel maupun Palestina berlindung di tempat-tempat perlindungan karena takut berada di tempat terbuka ketika roket atau rudal datang.

Israel memastikan persiapan sedang dilakukan untuk sebuah kemungkinan serangan darat. Tank-tank terlihat berkumpul di sepanjang perbatasan dan Netanyahu menghadapi tekanan dari kelompok koalisi garis keras untuk melancarkan serangan darat.

Sejak awal operasi itu, yang merupakan serangan terbesar militer Israel di Gaza sejak November 2012, pasukan Israel telah menyasar lebih dari 860 sasaran, 110 di antaranya hanya pada hari Kamis. Pada waktu yang sama, militan Gaza menembakkan 490 roket. Dari jumlah itu, 370 roket menghantam Israel, 87 roket lainnya dicegat, kata pernyataan militer. Hanya pada Kamis, 120 roket melanda Israel dan 24 lainnya dicegat.

Sejauh ini tidak ada pihak yang menunjukkan tanda-tanda mundur, dan Israel bahkan telah menyetujui untuk memanggil 40.000 tentara cadangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com