Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Rusia Usulkan Pelarangan Sepatu Hak Tinggi

Kompas.com - 19/06/2014, 22:50 WIB
MOSKWA, KOMPAS.com — Penampilan para perempuan Rusia bisa jadi akan berubah jika usulan seorang politisi pro-Kremlin, yaitu diberlakukannya larangan sepatu hak tinggi, disetujui.

Oleg Mikheyev, nama politisi itu, mengatakan, sepatu hak tinggi termasuk juga sepatu balet dan sepatu kasual pria tak baik untuk kesehatan dan sudah saatnya melakukan sesuatu untuk "melawan" hal-hal ini.

"Alas kaki hanya boleh memiliki hak setinggi dua atau empat sentimeter dan maksimal lima sentimeter," demikian salinan proposal itu yang diterima AFP.

"Efek merusak menggunakan sepatu dengan hak sangat tinggi dan sepatu beralas datar sudah diketahui para pakar di seluruh dunia. Sehingga, perlu kiranya mengubah tren ini," demikian isi proposal setebal lima halaman itu.

Perempuan Rusia dikenal lebih mengedepankan kecantikan dan keindahan ketimbang kenyamanan. Mereka bahkan tetap mengenakan sepatu dengan hak supertinggi saat jalanan licin diselimuti es pada musim dingin.

Berbicara kepada AFP, Mikheyev mengatakan, usulannya itu diajukan lebih untuk menumbuhkan pemahaman ketimbang mengejar penerbitan sebuah larangan.

Dia mengatakan, dengan proposalnya itu sebenarnya dia sangat menyayangi perempuan Rusia dan ingin melindungi mereka dari bahaya sepatu hak tinggi. "Mereka masih muda dan tak memikirkan hak-hak seperti itu," kata Mikheyev.

Namun, dengan mengajukan proposal itu, Mikheyev harus menanggung akibatnya. Salah satunya adalah dimusuhi rekan-rekan kerja perempuannya. "Rekan-rekan perempuan saya sudah setengah hari ini tak menyapa saya," ujar Mikheyev.

Meski baru sebatas proposal, ternyata usulan Mikheyev itu sudah memicu kontroversi di Rusia dan para perempuan Rusia mengatakan tetap akan memakai sepatu hak tinggi meski nantinya akan dilarang.

"Usulan itu adalah serangan terhadap kebebasan dan urusan pribadi saya. Saya cinta sepatu hak tinggi karena keren," kata Maria Larionova (31), warga Moskwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com