Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/06/2014, 15:48 WIB
EditorErvan Hardoko
BAGHDAD, KOMPAS.com — Kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerang penyulingan minyak terbesar di Irak, Rabu (18/6/2014). Sejak pukul 04.00 waktu setempat atau sekitar pukul 08.00 WIB, baku tembak pecah di kompleks penyulingan minyak di Provinsi Salahedin, di sebelah utara ibu kota Baghdad.

Sejumlah pejabat Irak mengatakan, sehari sebelumnya, kompleks penyulingan minyak itu ditutup dan sebagian besar pekerjanya dievakuasi. Langkah itu diambil terkait gerak maju militan ISIS di wilayah utara Irak yang berhasil merebut sejumlah kota, termasuk beberapa kota besar seperti Mosul dan Tikrit.

Kondisi ini membuat dunia waswas karena Irak termasuk salah satu eksportir utama minyak dengan produksi 2,5 juta barrel per hari. Namun, sejauh ini pasokan minyak mentah dari Irak masih aman.

"Sebab, sebagian besar infrastruktur minyak, termasuk fasilitas produksi utama minyak Irak, terdapat di wilayah selatan dan terminal Basra masih beroperasi normal," kata analis dari VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.

Meski demikian, lanjut Kryuchenkov, situasi di Irak tetap tegang dan tidak menentu. Sementara itu, PM Irak Nuri al-Maliki memecat sejumlah pejabat keamanan senior terkait gerak maju kelompok militan ISIS.

Di antara para pejabat senior yang dipecat itu adalah komandan militer untuk Provinsi Nineveh, wilayah pertama yang direbut ISIS dalam serangan besar-besaran yang dimulai 9 Juni lalu. Pemecatan itu dilakukan setelah para prajurit dan polisi kabur meninggalkan kota Mosul, ibu kota Nineveh, sehingga kota berpenduduk dua juta jiwa itu jatuh ke tangan ISIS.

Pada Selasa (17/6/2014) malam, PM Al-Maliki tampil di televisi bersama para politisi Sunni dan Syiah, termasuk rival utamanya ketua parlemen Osama al-Nujaifi. Para politisi senior Irak itu kemudian mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan dialog dan berjanji untuk menjaga kesatuan Irak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke