Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika dan Asia Pasar Baru FMCG

Kompas.com - 11/06/2014, 19:48 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Bertolak dari pertumbuhan penduduk, Afrika dan Asia adalah pasar baru bagi barang konsumen bergerak cepat (FMCG) di masa mendatang. Di Asia, dua negara dengan pertumbuhan FMCG terbilang melesat adalah China dan India, selain Indonesia. Riset termutakhir Kantar Wordpanel yang dipublikasikan pada Rabu (11/6/2014) menunjukkan hal tersebut sebagaimana pemaparan oleh New Business Development Director Fanny Murhayati dan Senior Account Executive Eka Kusuma Artha.

FMCG adalah  produk-produk yang dapat terjual secara cepat dengan harga yang relatif murah. Biasanya, produk-produk itu merupakan kebutuhan sehari-hari. Contoh barang konsumen yang bergerak cepat antara lain  minuman ringan, kosmetik perawatan tubuh, dan barang kelontong. Meskipun keuntungan yang didapat dari setiap barangnya kecil, barang-barang ini biasanya dijual dalam kuantitas yang sangat besar sehingga keuntungan totalnya besar.   

Dari perspektif konsumen, FMCG adalah barang dengan pembelian sering dan berulang. Lazimnya, konsumen tidak berpikir lama memilih produk tertentu kecuali konsumen loyal terhadap sebuah merek. Harga FMCG terbilang rendah atau murah.

Pada sisi lain, FMCG dari perspektif pemasar adalah barang-barang yang diproduksi dalam volume besar dengan jaringan distribusi ekstensif. Perputaran persediaan FMCG di mata pemasar sangat tinggi.

Penduduk

Hal pokok yang menjadi ukuran bagi FMCG adalah pertumbuhan jumlah penduduk. Di Asia saat ini, 60 persen dari 4,3 miliar populasi tinggal di benua 44,579 juta kilometer persegi ini. Di era modern, pertumbuhan penduduk Asia paling pesat. Angkanya bisa mencapai empat kali lipat.

Kemudian, Afrika adalah benua terbesar kedua di dunia. Luasnya mencapai 30,224 juta kilometer persegi. Total ada sekitar 800 juta jiwa di benua tersebut. Mereka tinggal di 54 negara.

"Prinsipnya, pertumbuhan konsumsi FMCG akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk," kata Eka Kusuma Artha.

Sementara itu, papar Fanny, dengan menggunakan metode riset Consumer Reach Point (CRP), riset sejak Oktober 2012 sampai dengan Oktober 2013 menunjukkan rerata pertumbuhan CRP dunia ada pada kisaran 1,7 persen. Sementara, pemeringkatan global di Asia mencapai 2,9 persen.

Selanjutnya, riset mengenai rekam jejak merek (Brand Footprint) 2014 menunjukkan pada tingkat global, Coca-Cola menempati posisi pertama. Produk minuman berkarbonasi ini mendapat poin CRP 2013, 5,788 miliar.

Untuk Indonesia, Brand Footprint yang menggunakan sampel 5.680 rumah tangga urban menunjukkan mi cepat saji Indomie berada di urutan teratas. Poin CRP 2013 produk itu mencapai 1,322 miliar.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com